Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik alias BPS mewanti-wanti biaya pendidikan berpotensi terus mengalami inflasi dalam dua bulan ke depan atau hingga September 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan bahwa terjadi inflasi kelompok pendidikan sebesar 0,82% (month to month/MtM) pada Juli 2025, punya andil 0,05% terhadap inflasi nasional. Hanya saja, kenaikan harga kelompok ini disebut akan menjadi tren bulanan ke depan.
“Berdasarkan data historis, kelompok pendidikan masih berpotensi memberikan andil terhadap inflasi pada dua bulan berikutnya yaitu Agustus dan September,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).
Pada Juli 2025, komoditas utama yang memicu kenaikan harga di kelompok ini antara lain adalah biaya sekolah dasar sebesar dengan andil 0,02% (MtM), diikuti biaya sekolah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), bimbingan belajar, dan taman kanak-kanak yang masing-masing berkontribusi 0,01% (MtM).
Tren musiman inflasi pendidikan biasanya muncul pada kuartal III seiring periode penerimaan siswa baru, pembelian perlengkapan sekolah, hingga penyesuaian biaya pendidikan tahunan di sejumlah wilayah.
Sementara secara keseluruhan, tingkat inflasi Indonesia Juli 2025 mencapai 0,30% MtM, naik dari posisi Juni 2025 yang senilai 0,19%. Sementara secara tahunan, Indonesia mencatatkan inflasi 2,37% (year on year/YoY) per Juli 2025, posisinya naik dari Juni 2025 dengan inflasi 1,87% (YoY).
Baca Juga
"Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 108,27 pada Juni 2025 menjadi 108,60 pada Juli 2025," ujar Pudji.
Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar atau faktor penyebab inflasi Juli 2025 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan inflasi 0,74% dan memberikan andil inflasi 0,22%. Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah beras, dengan andil inflasi 0,60%.