Bisnis.com, JAKARTA – Wapres RI Ma’ruf Amin memprediksi tren aliran modal keluar (capital outflow) akan melanda negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
Menurutnya, hal ini menyusul langkah agresif sejumlah bank sentral negara maju yang menaikkan suku bunga acuan dalam menghadapi lonjakan inflasi global. Salah satunya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 3,25 persen pada September 2022.
"Menghadapi situasi ini, negara-negara berkembang perlu mewaspadai pembalikan arus modal keluar ke negara-negara maju," katanya saat membuka acara Indonesia Sharia Economic Festival 2022 di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (6/10/2022).
Lebih lanjut, Ma’ruf Amin memastikan bahwa pemerintah terus berupaya mengoptimalkan seluruh modalitas dan kekuatan ekonomi nasional yang dimiliki untuk bertahan di situasi yang tidak menentu seperti sekarang.
Salah satu strategi yang diterapkan antara lain dengan terus mendorong konsumsi rumah tangga dan memperkuat bisnis UMKM domestik.
"Kekuatan domestik yang perlu kita jaga antara lain adalah konsumsi dalam negeri dan UMKM yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Baca Juga
Wapres Ma'ruf mencatat, pada kuartal II/2022 sebesar 51,47 persen PDB berasal dari konsumsi rumah tangga. Oleh sebab itu, Pemerintah terus menjaga level daya beli dan konsumsi masyarakat melalui bantuan sosial dan bantuan langsung tunai yang menyasar rumah tangga maupun UMKM.
Menurutnya, pemerintah juga terus menggaungkan gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Produk-produk buatan dalam negeri, tidak terkecuali produk UMKM, tidak kalah mutunya. Produk fesyen hijab misalnya, telah berhasil merebut hati konsumen domestik dan luar negeri.
"Ini harus terus kita tingkatkan. Mari kita menjadi yang pertama, memberi contoh kepada masyarakat, bangga menggunakan produk buatan dalam negeri," tutur Ma’ruf.
Sebagai informasi,
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing (net outflow) tercatat keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp3,53 triliun pada minggu keempat September 2022. Jumlah tersebut terdiri dari jual neto Rp3,8 triliun di pasar SBN (surat berharga negara) dan beli neto Rp0,27 triliun di pasar saham