Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap penyebab terendamnya ruas Tol Pondok Aren-Serpong atau Tol BSD yang telah terjadi sebanyak 4 kali sepanjang tahun 2022.
Adapun yang terbaru, banjir di ruas tol tersebut terjadi tepatnya di KM 8 pada Selasa (4/10/2022) yang dipicu hujan deras di atas 20 milimeter/jam, sehingga menyebabkan terhambatnya laju lalu lintas.
Direktur Jendreral Bina Marga PUPR Hedy Rahadian juga menyampaikan penyebabnya yakni penyempitan air di Sungai Cibenda dan penggunaan lahan resapan air sebagai kawasan permukiman.
"Terjadi peningkatan muka air di khususnya di titik KM 8 ini dipicu semakin kurangnya daerah-daerah penyimpanan air dan adanya penyempitan Sungai Cibenda," kata Hedy dalam konferensi pers di Kompleks Kementerian PUPR, Rabu (5/10/2022).
Sebagai informasi, Tol Serpong - Pondok Aren telah dibuka sejak tahun 1999. Kondisi lahan asli di sekitar ruas tol tersebut merupakan daerah-daerah resapan air, seperti rawa-rawa dan dua situ yang cukup besar.
Namun, sejak tahun 2007 terjadi pembangunan permukiman di sekitar wilayah tol sehingga terjadi peningkatan muka air, khususnya di titik KM 8 ini.
Baca Juga
Kondisi tersebut membuat tata guna lahan berubah yang juga memicu perubahan pola aliran sungai dan terjadi luapan air karena kapasitas sungai yang semula 9 meter saat ini hanya mampu menampung 4,5 meter.
Pihaknya saat ini tengah menyusun langkah untuk menyelesaikan masalah kenaikan muka air di KM 8 Tol Pondok Aren-Serpong ini.
"Jadi kita kita lihat Sungai Cibenda ini pas melewati jalan tol, di bawah jalan tol, kita tampung dengan box culvert yang ukurannya 2x4,5 meter dengan 2 meter," paparnya.
Adapun penggunaan box culvert diklaim befungsi dengan baik tanpa timbul sedimentasi, bahkan dasar box saat ini telah berada di level dasar Sungai Cibenda. Ukuran box culvert sebesar 2x4,5 meter dengan tinggi 9 meter tersebut mengikuti lebar sungai.
Tak hanya itu, Hedy menjelaskan penggunaan box culvert nantinya akan diganti dengan jembatan dengan lebar 20 meter. Di sisi lain, pihaknya juga akan membangun kolam retensi, pembersihan sedimentasi sungai di area cross drain, dan meninggikan badan jalan di KM 8 untuk mengatasi banjir dengan lebih optimal.
"Sejauh mana upaya ini dilaksanakan? Rencananya akan selesai di Mei tahun depan. Sebelumnya target kita musim hujan ini selesai, tapi karena satu dan lain hal permasalahan, sehingga progres saat ini yaitu 30 persen," ungkapnya.