Bisnis.com, YOGYAKARTA--Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengapresiasi komitmen PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk segera merampungkan pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur yang diperkirakan kembali mundur ke 2024.
“Kita harus apresiasi kepada PT Freeport yang konsisten patuh terhadap undang-undang untuk membangun smelter di Gresik kalau dulu main-main sekarang sudah enggak bisa lagi,” kata Bahlil saat memberikan orasi ilmiah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Selasa (4/10/2022).
Kendati terjadi perlambatan konstruksi, Bahlil menegaskan, pemerintah akan tetap menyetop ekspor tembaga setelah kebijakan dagang itu terbukti efektif mengerek nilai tambah pada komoditas nikel yang lebih dahulu mendapat larangan ekspor. Selain tembaga, dia mengatakan, pemerintah akan segera menghentikan ekspor untuk komoditas timah dan bauksit.
“Kita ingin kolaborasi yang baik dan kalau mereka tidak bangun [smelter] tidak diberikan lagi izin ekspor,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PTFI dapat merampungkan pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan mineral logam atau smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur rampung setidaknya 50 persen pada akhir tahun ini.
Target itu disampaikan Arifin saat meninjau perkembangan pembangunan smelter dengan desain single line terbesar di dunia itu pada Jumat (29/7/2022). Dalam kunjungan itu, Arifin melihat langsung lokasi proyek seluas 100 hektare dengan didampingi Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.
Baca Juga
"Progresnya saya lihat terukur dan kini sudah mencapai 34,9 persen dengan biaya yang sudah dikeluarkan lebih dari US$1 miliar. Ditargetkan sampai akhir tahun ini progresnya bisa mencapai 50 persen," kata Arifin melalui keterangan pers, Jumat (29/7/2022).
Arifin mengatakan kementeriannya bakal terus mendorong percepatan pembangunan, salah satu upayanya adalah dengan adanya pengaturan mengenai pertambangan, serta regulasi mengenai keharusan hilirisasi.
"Kami harapkan kuartal kedua tahun 2023 konstruksi sudah selesai," tuturnya.
Di sisi lain, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, progres pembangunan saat ini sudah cukup bagus dan melebihi dari yang telah ditargetkan, yakni mencapai 34,9 persen.
Dia mengharapkan progres pembangunan smelter Freeport bisa mencapai 50 persen pada akhir 2022. Saat itu, biaya yang dikeluarkan sekitar US$1,5 miliar.
"Untuk sekarang yang sudah kami kerjakan adalah beberapa pailing (pondasi tiang pancang) telah terpasang, yakni mencapai 11.000 dari total 16.000 pailing atau 65 persen, dengan konkret pouring mencapai 20.000 meter kubik, dari rencana total sekitar 220.000 meter kubik," kata Tony.
Dia mengatakan, aktivitas pembangunan hingga kini terus dilakukan secara intensif dengan perusahaan kontraktor PT Ciyoda International Indonesia (CII) yang fokus pemadatan lahan, serta dibantu Adhi Karya, serta beberapa kontraktor lokal lainnya.
Dia menargetkan konstruksi fisik pembangunan smelter Freeport rampung secara total pada akhir 2023, termasuk ekspansi smelter PT Smelting yang akan ditambah sebesar 300.000 ton.
"Untuk mulai produksi, kami rencanakan pada Mei 2024," tuturnya.