Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Breaking News! Inflasi Turki Sentuh 83,45 Persen pada September 2022

Inflasi tahunan Turki menyentuh 83,45 persen pada September 2022, tertinggi sejak pertengahan 1998.
Warga Turki berbelanja sayuran di pasar lokal. Inflasi Turki menyentuh 83,5 persen pada September 2022 secara tahunan./Bloomberg
Warga Turki berbelanja sayuran di pasar lokal. Inflasi Turki menyentuh 83,5 persen pada September 2022 secara tahunan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi Turki kembali melesat melampaui 80 persen pada September 2022, didorong oleh kebijakan bank sentral yang telah menggerus investasi asing dan mengikis mata uang lira.

Dilansir Bloomberg pada Senin (3/10/2022), Badan Statistik Turki melaporkan indeks harga konsumen (IHK) naik 83,45 persen pada September 2022 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Angka inflasi tahunan ini menjadi yang tertinggi sejak pertengahan 1998 dan sejalan dengan perkiraan median dalam survei Bloomberg. Adapun inflasi September meningkat 3,1 persen, di bawah proyeksi analis dalam jajak pendapat terpisah.

Akselerasi ini mengikuti serangkaian penurunan suku bunga tahun ini oleh Gubernur bank sentral Turki Sahap Kavcioglu yang mengancam akan menambah tekanan pada inflasi. Perubahan kebijakan yang mengejutkan ini membuat Turki berada di jalan yang berseberangan dengan mayoritas bank sentral global yang secara agresif menaikkan suku bunga acuan.

Akibatnya, Turki mencatat suku bunga riil negatif terdalam dibandingkan negara lain, sehingga kehilangan penyangga untuk melindungi aset dalam negeri dari aksi jual. Mata uang lira telah anjlok lebih dari 50 persen nilainya terhadap dolar AS dalam 12 bulan terakhir.

Bank sentral Turki mengatakan dalam perkiraan terbarunya pada bulan Juli bahwa inflasi akan mencapai puncaknya antara 80 persen dan 90 persen pada bulan Oktober. Pemerintah memperkirakan akan melambat menjadi 65 persen pada akhir tahun ini.

Namun Presiden Recep Tayyip Erdogan bersikeras untuk menurunkan suku bunga acuan dengan harapan akan membantu mengurangi tekanan inflasi. Ini adalah argumen yang bertentangan dengan teori ekonomi konvensiona dan yang sejauh ini belum divalidasi oleh pengalaman dunia nyata, apalagi di Turki.

Erdogan telah menyerukan agar suku bunga acuan dipangkan menjadi di bawah 10 persen pada akhir tahun dari 12 persen saat ini.

Pejabat Turki menolak kritik bahwa kenaikan harga yang merajalela adalah akibat dari kesalahan kebijakan moneter, alih-alih menyalahkan invasi Rusia ke Ukraina karena lonjakan harga komoditas global termasuk energi dan makanan.

Namun, bahkan ketika dampak dari kenaikan harga barang-barang tersebut tidak diperhitungkan pada perhitungan IHK, inflasi tahunan Turki tetap mencapai 68,1 persen pada September.

Kebijakan eksperimental telah mendorong inflasi di atas 100 persen di beberapa bagian negara. Harga konsumen di Istanbul, kota terpadat di Turki, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya, menurut indeks harga eceran yang dirilis pada hari Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper