Bisnis, JAKARTA - Penggunaan jenis bungkus produk makanan dan minuman semakin bervariasi. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan alat bantu pun menjadikan pengemasan telah berubah fungsi.
Ulasan tentang bagaimana kemasan dengan banyak fungsi dan membuat harga produk menjadi semakin bernilai jual tinggi menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi kami.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Kamis (22/9/2022):
1. Agar Bungkus Membuat Penjualan UKM Semakin Mulus
Penggunaan jenis bungkus produk makanan dan minuman semakin bervariasi. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan alat bantu pun menjadikan pengemasan telah berubah fungsi.
Bungkus dan isi adalah dua hal yang saling melengkapi. Pada dasarnya, bungkus atau kemasan berfungsi sebagai wadah bagi produk atau isi sehingga terlindungi, juga memudahkan untuk di bawa ke mana saja.
Dalam perkembangannya, bungkus memiliki banyak fungsi yang membuat sebuah produk memiliki nilai jual tinggi. Selain menjadi wadah, bungkus juga berfungsi sebagai identitas atau pembeda, hingga menjadi sarana informasi.
Jenis pengemasan produk pun semakin bervariasi, termasuk di sektor industri makanan dan minuman. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi kemasan.
2. Agar Tak Gancang Pincang Pabrikan Mobil Listrik
Kompetisi di industri kendaraan listrik makin kencang telah mendorong perebutan sumber bahan baku baterai. Pabrikan diingatkan untuk mewaspadai risiko bergantung pada satu sumber bahan bakar, dalam hal ini sel baterai.
Sejak beberapa tahun terakhir, kendaraan listrik semakin menjadi tren seiring dengan kalangan pabrikan yang masuk dalam adu cepat menangkap potensi permintaan pasar.
Penjualan mobil listrik, termasuk hibrida listrik dan plug-in, berlipat ganda pada 2021 dan mencapai rekor baru 6,6 juta unit. Bahkan, Global Electric Vehicle Outlook 2022, angka penjualan setiap pekan telah melampaui capaian sepanjang tahun 2012.
Akselerasi tersebut berlanjut pada tahun ini. Sepanjang paruh pertama 2022, penjualan mobil listrik di seluruh dunia meningkat 63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi 4,2 juta unit.
3. Mengukur Kekuatan Militer Indonesia di Tengah Kekuatan Dunia
Global Firepower merilis data kekuatan militer dunia tahun 2022 berdasarkan sejumlah kategori. Di luar kepemilikan senjata nuklir, secara konvensional, kekuatan militer Indonesia tidak kalah dengan sejumlah negara lainnya. Berada di peringkat 15 dunia, dengan belanja pertahanan di peringkat 25, kekuatan militer Indonesia dinilai layak diperhitungkan ditinjau dari kemampuan perang konvensional.
Dengan menggunakan lebih dari 50 faktor terpisah, Global Firepower membuat daftar peringkat berdasarkan skor PowerIndex suatu negara. Kategori yang digunakan mulai dari kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.
Dengan perhitungan yang ada, negara-negara yang lebih kecil namun lebih maju secara teknologi bersaing dengan negara-negara yang lebih besar dan kurang berkembang.
Data menunjukkan ada negara yang peringkatnya naik, stabil, bahkan turun berdasarkan perbandingan tren tahunan.
4. Ketimpangan Industri Hulu dan Hilir Membayangi Penghiliran Timah
Masih sangat minimnya penyerapan timah logam untuk kebutuhan di dalam negeri menjadi salah satu persoalan yang akan membayangi industri pengolahan dan pemurnian (smelter) komoditas mineral tersebut ke depannya.
Kendati keinginan pemerintah kian kuat bakal terus memacu proyek smelter di Tanah Air, termasuk dengan mengeluarkan kebijakan larangan ekspor timah, tanpa diikuti dengan dorongan untuk menggenjot konsumsi di dalam negeri, tentunya tujuan peningkatan nilai tambah tersebut akan sangat sulit tercapai.
Berkaca pada data yang disampaikan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), dalam 10 tahun terakhir memang terjadi peningkatan transaksi perdagangan timah logam domestik dari 900 ton menjadi 3.500 ton.
5. Tersulut Harga BBM, Inflasi Tahunan Bisa Lampaui 7 Persen
Kenaikan harga bahan bakar minyak memberikan dampak yang tidak kecil bagi perekonomian Indonesia. Tahun ini, inflasi Indonesia diprediksi berada pada kisaran 6 hingga 7 persen, bahkan nyaris 8 persen.
Pemerintah memproyeksikan inflasi di kisaran 6,3 hingga 6,7 persen. Sementara Indef memprediksi inflasi bisa sampai 7,7 persen.
Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memprediksi tingkat inflasi tahunan di Indonesia pada 2022 bisa mencapai 4,6 persen secara rata-rata.