Bisnis.com, JAKARTA - Badan Anggaran DPR RI telah menyetujui penambahan anggaran subsidi dan kompensasi energi menjadi Rp338 triliun di 2023.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta usai menghadiri Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Selasa (20/9/2022).
“Totalnya jadi sekitar Rp338 triliun, subsidi plus kompensasi. Untuk subsidi Rp212 triliun dan sisanya kompensasi,” kata Isa.
Adapun angka tersebut lebih besar dibandingkan alokasi awal yakni Rp336,7 triliun. Bertambahnya anggaran tersebut, kata Isa, seiring asumsi kurs Rupiah yang diubah dari Rp14.750 per dolar AS menjadi Rp14.800 per dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya meminta tambahan anggaran subsidi energi senilai Rp1,3 triliun, sebagai bagian dari permintaan penambahan belanja negara di 2023.
Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk subsidi bahan bakar minyak senilai Rp0,6 triliun, subsidi liquid petroleum gas (LPG) tabung 3 kilogram Rp0,4 triliun, dan subsidi listrik Rp0,2 triliun.
Baca Juga
Dengan bertambahnya anggaran subsidi energi tersebut, maka total subsidi energi menjadi Rp212 triliun atau terpaut Rp1,3 triliun dari rencana awal dalam RAPBN 2023 senilai Rp210,7 triliun.
Penambahan anggaran subsidi energi tersebut, kata Sri Mulyani, menggunakan asumsi Indonesian Crude Price (ICP) US$90 per barel dan nilai tukar Rupiah 14.800.
Adapun parameternya adalah volume BBM 17,2 juta kiloliter, volume tabung LPG 8 juta MT, dan subsidi tetap minyak solar Rp1.000 per liter.