Bisnis.com, JAKARTA – McDonald's Corp memindahkan pusat inovasinya dan sekitar 100 tenaga kerja ke pusat kota Chicago. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengalaman penjualan hingga menyelesaikan masalah terkait operasional.
Restoran cepat saji itu seakan menerima taruhan besar di kota yang justru ditinggalkan perusahaan-perusahaan terkenal melarikan diri dari pajak dan kejahatan tinggi di daerah tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (15/9/2022), McDonald tengah merelokasi tenaga kerja dari Romeoville, pinggiran Chicago, ke kantor perusahaan di pusat kota.
Unit usaha yang akan disebut laboratorium Speedee, akan fokus pada peningkatan pengalaman pelanggan dan memecahkan masalah operasional. Pihak McDonald's menilai langkah itu menunjukkan komitmennya terhadap kota.
"Kami bertaruh di Chicago dalam jangka panjang karena kami pikir itu masuk akal secara bisnis," jelas Chief Executive Officer McDonald's Chris Kempczinski dalam acara Economic Club of Chicago yang dilansir Bloomberg.
Menurutnya, langkah tersebut bisa membawa lebih banyak tenaga kerja di kota terbesar ketiga di AS tersebut, meskipun daya tarik Chicago terkikis oleh tingginya pajak, utang pemerintah, dan segregasi sistemik yang mendorong tingkat kejahatan.
Baca Juga
Selain itu, Kempczinski meminta Chicago untuk mengatasi kejahatan sambil meningkatkan lingkungan bisnis dan infrastrukturnya seperti jalan raya, kereta api, dan sekolah.
"Menjadi semakin sulit untuk mengoperasikan bisnis global di luar Chicago dan Illinois, tapi itu bagian dari tantangan," lanjut Kempczinski.
Kempczinski blak-blakan mengatakan McDonald's menyumbang sekitar US$2 miliar pendapatan tahunan ke penghasilan wilayah Chicago.
Seperti diketahui, Chicago mencatat kasus pembunuhan per penduduk lima kali lebih tinggi daripada New York dengan 797 kasus tahun lalu.
Meskipun kasus pembunuhan sejauh ini pada tahun 2022 turun 15 persen dari tahun lalu, kejahatan secara keseluruhan di distrik yang mencakup Loop melonjak 89 persen tahun ini.
McDonald's telah berjanji untuk meningkatkan keragaman dalam rantai pasokan AS sambil mengajak pemegang waralaba dari kaum perempuan dan etmis minoritas.
Namun, McDonald’s menghadapi kritik dari sekelompok pemilik restoran kulit hitam yang mengatakan perusahaan perlu berbuat lebih banyak untuk membantu pewaralaba minoritas yang ada menghadapi hambatan sistemik.
Investor juga menuntut audit hak-hak sipil independen, yang bertentangan dengan rekomendasi perusahaan.
Kempczinski mengatakan rata-rata upah awal perusahaan di AS telah meningkat secara signifikan, dan sekarang mencapai US$12-US$13 per jam. Perusahaan juga telah lama menjadi sasaran para aktivis yang mengatakan McDonald’s tidak membayar upah layak bagi para pekerjanya.