Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa gerai McDonald's di Filipina tidak bisa menyajikan ayam karena lonjakan permintaan, sementara pasokan tidak memenuhi standar.
“Kami terus menyajikan ayam tetapi ada toko tertentu sementara tidak menjual ayam," kata Adi Hernandez, direktur komunikasi perusahaan di McDonald's Filipina, dalam sebuah wawancara telepon dengan Bloomberg.
Sementara itu, pemerintah mengatakan tidak ada kekurangan pasokan unggas dan operator restoran harus menegakkan standar tertentu untuk produknya.
Harga ayam utuh di Manila telah meningkat 25 persen menjadi 200 peso atau US$3,75 sejak awal tahun, menurut data dari Departemen Pertanian.
Negara Asia Tenggara itu memperkirakan produksi ayam akan menurun karena pakan menjadi lebih mahal, dengan kelembaban yang lebih tinggi yang tidak menguntungkan bagi petani juga memperparah masalah biaya. Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Asosiasi Peternak Unggas Elias Jose Inciong pada bulan Juni lalu.
Dikutip dari GMA News, gerai restauran asal Filipina Jollibee juga mengalami masalah serupa sebelumnya. Grup Jollibee mengatakan pasokan ayam sudah membaik saat ini.
Baca Juga
"Kami terus bekerja dengan pemasok untuk memenuhi permintaan segera," ungkap manajemen perusahaan. “Kami yakin cabang-cabang terpilih ini akan segera dapat melayani pesanan ayam pelanggan mereka secara penuh."
Data dari Otoritas Statistik Filipina per 31 Maret menunjukkan total persediaan ayam diperkirakan mencapai 187,66 juta ekor, naik 2,4 persen dari 183,27 juta ekor pada periode yang sama tahun lalu.
Persediaan ayam broiler dan ayam petelur masing-masing tumbuh 10,7 persen dan 0,5 persen. Sedangkan populasi ayam buras/ayam mengalami penurunan sebesar -2,3 persen.
Dari total populasi ayam Filipina, ayam kampung menyumbang 43 persen, disusul ayam broiler 33,7 persen dan ayam petelur 23,3 persen, menurut data statistik setempat.