Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 akan membukukan surplus sebesar US$3,7 miliar.
“Hal ini dikarenakan ekspor masih tumbuh sekitar 20,3 persen secara tahunan, sementara impor tumbuh 32,1 persen secara tahunan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (14/9/2022).
Faiz mengatakan, peningkatan ekspor yang lebih rendah dari impor tersebut memicu turunnya surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022, dari bulan sebelumnya yang mencapai US$4,2 miliar.
“Kita lihat PMI manufaktur di Agustus ekspansif, lebih tinggi dari Juli 2022. Hal ini mengindikasikan impor manufaktur berpotensi lebih tinggi,” jelasnya.
Di sisi ekspor, Faiz mengatakan harga batu bara cenderung stabil, sementara CPO sedikit terkoreksi. Hal ini turut menyebabkan perlambatan kinerja ekspor pada Agustus 2022.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Ekonom Bank Permata juga memperkirakan surplus neraca perdagangan Agustus 2022 sebesar US$3,7 miliar.
Baca Juga
Nilai ekspor pada periode tersebut diperkirakan mencapai US$24,9 miliar, meningkat 16,09 persen secara tahunan, melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 32 persen secara tahunan.
“Perlambatan laju ekspor dipengaruhi oleh potensi penurunan volume ekspor terindikasi dari penurunan aktivitas manufaktur [PMI Manufaktur] dari mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat, Eropa, China dan Jepang,” katanya.
Di samping itu, Josua memperkirakan nilai impor pada Agustus 2022 mencapai US$21,2 miliar, meningkat 26,95 persen secara tahunan.
Impor migas yang diperkirakan turun, terindikasi dari harga minyak mentah yang secara rata-rata lebih rendah pada Agustus 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
“Sementara itu, impor non-migas diperkirakan meningkat terindikasi dari peningkatan aktivitas manufaktur domestik,” katanya.