Bisnis.com, JAKARTA - Surplus neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren penurunan sehingga Indonesia dinilai perlu mengambil langkah antisipasi apabila windfall ekspor berakhir.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Gubernur BI Perry Warijo dan Ketua OJK Mahendra Siregar pada Rabu (31/8/2022).
"Kinerja ekspor kita sangat menguntungkan. Kinerja ekspor yang sangat impresif ini membawa implikasi bahwa surplus kita terus menerus, surplus neraca dagang itu 27 bulan berturut. Namun, yang perlu mendapat catatan di beberapa bulan terakhir ini surplusnya sudah mulai berkurang," kata Margo.
Berdasarkan catatan BPS, neraca dagang Indonesia mencatat surplus sebesar US$4,23 miliar pada Juli 2022 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat mengalami surplus US$5,15 miliar pada Juni 2022.
Di tengah ketidakpastian global, Indonesia masih mampu mencatatkan surplus yang bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Adapun, peningkatan ekspor nonmigas utamanya bersumber dari komoditas unggulan seperti turunan produk CPO, nikel dan lainnya yang didukung oleh masih tingginya harga global.
Namun, harga komoditas unggulan di tingkat global mulai mengalami penurunan sehingga Margo melihat perlu adanya langkah antisipasi jika windfall ekspor berakhir.
"Tantangan sekarang itu ke depan harga komoditas utama itu akan terus mengalami penurunan. Ini perlu antisipasi kita semua," ungkapnya.
Surplus Neraca Dagang Turun, Windfall Ekspor Berakhir
BPS meramal windfall ekspor akan berakhir lantaran turunnya surplus neraca dagang dalam beberapa bulan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Feni Freycinetia Fitriani
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
13 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 menit yang lalu
Industri Petrokimia Menanti Momentum Pemulihan Tekstil
5 jam yang lalu