Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono memperingatkan agar pemerintah Indonesia mewaspadai inflasi yang didorong oleh sektor impor komoditas pangan.
Hal tersebut disampaikan Margo dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, Gubernur BI dan Ketua OJK pada Rabu (31/8/2022). Sebagaimana diketahui, Indonesia masih mengimpor komoditas seperti gandum dan meslin, kedelai, gula, dan daging jenis lembu.
"Kita perlu waspada kepada sektor impor komoditas pangan. Gandum dan meslin ini kita masih impor kemudian kedelai masih impor, gula dan daging jenis lembu masih impor," katanya.
Margo mengatakan sektor impor komoditas pangan perlu diperhatikan, terutama terkait dengan pergerakan harga secara internasional. Pasalnya, harga internasional berpengaruh terhadap konsumsi domestik yang dapat mendorong inflasi pangan dan turunannya.
Dia memberi contoh salah satu komoditas impor utama Indonesia, yaitu gandum, Dimana produk turunan dari gandum, antara lain roti, mie dan produk olahan lainnya.
"Ini juga memberikan dampak kepada kenaikan harga-harga di dalam negeri kalau perkembangan harga internasional selalu mengalami peningkatan," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, kelompok volatile foods secara tahunan mengalami inflasi 11,47 persen (year-on-year/yoy) pada Juli 2022 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,07 persen. Untuk itu, pemerintah pusat dan daerah melakukan pengendalian inflasi pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta pelaku usaha yang menggunakan bahan baku gandum bisa menggunakan sorgum ke depannya. Menurut dia, ketergantungan Indonesia terhadap impor gandum sudah tinggi yaitu mencapai 11 juta ton per tahun.