Bisnis.com, JAKARTA — Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 diproyeksi akan menyusut sejalan dengan melemahnya permintaan global.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022 akan tercatat sebesar US$3,69 miliar, turun dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$4,23 miliar.
Dia menyampaikan kinerja ekspor pada periode tersebut terutama dipengaruhi oleh kekhawatiran resesi global yang terus meningkat, seiring dengan normalisasi kebijakan moneter global yang semakin agresif guna mengatasi inflasi.
Ekspor Indonesia pada Agustus 2022 diperkirakan tumbuh 19,19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau -0,10 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
“Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan harga CPO, meredanya kenaikan harga batubara, dan melambatnya volume perdagangan global,” katanya, Selasa (13/9/2022).
Hal ini juga tercermin dari PMI manufaktur China, mitra dagang utama Indonesia, yang turun menjadi 49,5 pada Agustus 2022, dari Juli 2022 sebesar 50,4.
Penurunan tersebut sebagai dampak dari kebijakan lockdown yang meluas dan kelangkaan listrik.
Di sisi lain, dia memperkirakan impor Indonesia pada Agustus 2022 akan tumbuh sebesar 30,99 persen yoy atau 2,35 persem mtm.
Hal ini dipengaruhi oleh harga minyak yang turun, serta menguatnya permintaan yang tercermin dari PMI manufaktur Indonesia yang terus meningkat dan tercatat sebesar 51,7 pada Agustus 2022.
"Saya memperkirakan surplus barang dalam neraca transaksi berjalan cenderung menyempit ke depan, dikarenakan impor yang menguat dan menyusul kinerja ekspor, seiring dengan pemulihan ekonomi," imbuhnya.
Perekonomian Indonesia pada kuartal II/2022 yang tumbuh lebih kuat dari perkiraan, mengindikasikan produksi dan konsumsi domestik telah meningkat.