Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan kinerja neraca perdagangan berhasil mencatatkan surplus selama 27 kali berturut-turut. Sepanjang semester I/2022, surplus neraca perdagangan mencapai Rp364 triliun.
“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah ekonomi dunia yang sangat bergelok,” ujar Jokowi dalam Pidato di Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022, Selasa (16/8/2022).
Jokowi mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini sangat berat, sangat sulit, dan tidak mudah. Menurutnya, semua negara di seluruh dunia menghadapi ujain yang sama, krisis kesehatan pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih, pereknomian dunia belum juga bangkit, tetapi tiba-tiba meletus perang di Ukraina.
“Sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi. Kita tahu 107 negara terdampak krisis dan sebagian di antaranya diperkirakan akan bangkrut,” jelas Jokowi.
Jokowi pun memperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrim dan 335 juta jiwa terancam kekurangan pangan akut dan kelaparan. “Di tengah tantangan berat itu kita patut bersyukur bahwa kita mampu menghadapi krisis global ini,” ungkapnya.
Menurut Jokowi, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global. Salah satunya terlihat dari inflasi yang berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen.
Angka itu jauh di bawah rata-rata inflasi Asean yang berada di sekitar 7 persen. "Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen," kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Bahkan, sampai pertengahan tahun 2022 ini, ia mengemukakan APBN juga berhasil mencetak surplus Rp106 triliun.
“Oleh karena itu, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan listrik, sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” tutur Jokowi.