Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo angkat bicara terkait hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menyebutkan sebanyak 67,9 persen masyarakat tidak tahu jika subsidi energi pada APBN 2022 membengkak hingga Rp502,4 triliun.
Dia menyampaikan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah cukup masif melakukan kampanye seperti edukasi multipihak, baik instansi pemerintah maupun Pertamina, termasuk pemerintah daerah (pemda), DPR, kampus dan pihak lainnya.
Selain itu, Kemenkeu sendiri tiap bulannya mengadakan konferensi pers APBN yang bisa diakses pada laman YouTube Kemenkeu RI.
“Saat ini hemat kami kampanye sudah cukup masif, dan dengan kebijakan penyesuaian harga dan penebalan BLT BBM, kami percaya jumlah masyarakat yang tahu dan paham [APBN] akan meningkat,” kata Pras kepada Bisnis, Senin (13/9/2022).
Diberitakan sebelumnya, Indikator Politik Indonesia melaporkan sebanyak 67,9 persen tidak tahu bahwa APBN 2022 untuk subsidi energi membengkak hingga Rp502,4 triliun, sementara 32,1 persen mengaku tahu mengenai informasi tersebut.
Baca Juga
Kemudian, ketika ditanya lebih lanjut seberapa percayakah mereka dengan kabar tersebut, sebanyak 7,3 persen percaya dan 36,4 persen cukup percaya sehingga jika ditotal masyarakat yang percaya dan cukup percaya sebanyak 43,7 persen.
Sementara, sebanyak 26,6 persen memilih kurang percaya dan 10,8 persen tidak percaya sama sekali dengan informasi tersebut. Sedangkan 18,8 persen memilih tidak tahu/tidak jawab.
Sebagai informasi, survei dilakukan sebelum pemerintah resmi menaikkan harga BBM pada 3 September 2022. Sebanyak 1.219 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.