Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berdarah-Darah, Pengusaha Konstruksi Desak Pemerintah Optimasi Kontrak Bulan ini

Upaya pemerintah mendorong Pertamina menihilkan margin dalam penjualan BBM terhadap proyek-proyek konstruksi pemerintah, tidak banyak membantu.
Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogya-YIA Kulon Progo. /PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM)
Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogya-YIA Kulon Progo. /PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM)

Bisnis.com, JAKARTA - Para pengusaha konstruksi yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) mendesak pemerintah agar segera melakukan optimasi kontrak yang paling lambat harus dilakukan pada bulan ini.

Wakil Ketua Umum Gapensi Didi Iskandar Aulia mengatakan hal tersebut lantaran anggaran pemerintah akan segera dicairkan pada November dan Desember. Apalagi, para kontraktor belum mendapatkan jalan tengah untuk mengatasi kenaikan ongkos yang saat ini di alami.

"Proyek single years berakhir di November, harusnya sekarang ini sudah harus dilaksanakan optimasi itu," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (8/9/2022).

Sementara itu, Didi menilai upaya pemerintah untuk mengatasi gejolak harga dengan mendorong Pertamina menihilkan margin dalam penjualan BBM terhadap proyek-proyek konstruksi pemerintah, tidak banyak membantu.

Pasalnya, harga BBM merupakan komponen kecil dalam ongkos konstruksi di Indonesia mengingat kebutuhan alat berat hanya digunakan untuk proyek-proyek pembangunan jalan atau preservasi jalan. Namun, mayoritas proyek-proyek konstruksi di Indonesia adalah proyek pembangunan gedung dan perumahan.

Mengacu pada hal tersebut, Didi mengungkapkan kenaikan biaya konstruksi terbesar ditanggung para kontraktor berasal dari meningkatnya upah pekerja konstruksi seiring peningkatan  harga kebutuhan pokok di dalam negeri.

"Kalau bicara BBM itu, kalau khusus pekerjaan yang alat berat, land clearing, escavator, dozer, pembuatan jalan itu mungkin iya, tapi kalau kita lihat peta pembangunan di Indonesia masih di dominasi di Cipta Karya, dominasinya di Cipta Karya dan Perumahan," ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengusulkan agar PT Pertamina (Persero) untuk memberikan subsidi harga BBM industri, khususnya yang terlibat dalam pembangunan proyek infrastruktur. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya telah mengusulkan rencana subsidi tersebut pada saat rapat dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pekan lalu.

Dia menjelaskan usulan tersebut untuk meminta Pertamina memberikan subsidi harga BBM industri untuk proyek-proyek Kementerian PUPR tertentu yang membutuhkan solar dalam jumlah besar.

“Pertamina akan menurunkan harga industri khususnya untuk proyek-proyek Kementerian PUPR dan Perhubungan dengan 0 margin. Pertamina tidak akan mengambil margin untuk proyek-proyek pemerintah ini,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper