Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) telah menerbitkan imbauan agar anggotanya bisa menaikkan tarif layanannya minimal sebesar 25 persen.
Sekjen Asperindo Trian Yuserman meengatakan dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi di kisaran 30 persen, asosiasi pun merekomendasikan anggotanya yang ingin menaikkan tarif layanannya hingga mininal 25 persen.
"Kami menegaskan kepada seluruh anggota untuk bisa melaksanakan hal tersebut," ujarnya, Rabu (7/9/2022).
Sebelumnya, Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan imbas penaikan harga BBM secara signifikan ke dua sektor logistik yakni pengiriman last mile dan angkutan truk.
Senior Consultant SCI Sugi Purnoto memerinci, dengan adanya kenaikan harga e-commerce last mile dan truk besar yang menggunakan solar.
Pertama, dengan kenaikan harga solar hingga 32 persen berdampak kepada pengiriman logistik menggunakan truk, baik untuk jenis biaya langsung maupun tak langsung.
Baca Juga
"Kalau bicara dampak langsungnya terhadap kenaikan Solar hingga 32 persen adalah menjngkatnya seluruh biaya rata rata angkutan barang truk hingga 13 persen–15 persen," katanya, Senin (5/9/2022).
Sementara itu, dampak tidak langsungnya adalah kenaikan biaya suku cadang. Kenaikan BBM jenis solar tersebut memicu kenaikan biaya tidak langsung 7 persen–10 persen bergantung dengan jenis truk.
Dengan demikian, secara total dampak kenaikan harga BBM memberikan dampak kenaikan tarif angkutan 21 persen–27 persen tergantung jenis truk, jarak tempuh hingga muatan kargo yang diangkut.
Sementara untuk kenaikan BBM jenis Pertalite hingga 30 persen berdampak langsung terhadap pengiriman logistik last mile hingga sebesar 100 persen. Pasalnya, rata-rata pengiriman last mile menggunakan sepeda motor.