Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agustus 2022 Deflasi 0,21 Persen, BPS: Terdalam Sejak September 2019

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,21 persen pada Agustus 2022 (month to month/mtm).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam rilis kinerja ekspor dan impor Februari 2022, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/3/2022). /BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam rilis kinerja ekspor dan impor Februari 2022, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/3/2022). /BPS

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi 0,21 persen pada Agustus 2022 (month to month/mtm) dan menjadi deflasi terdalam sejak September 2019.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan dari 90 kota yg diamati pergerakan harganya oleh BPS, 70 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi berada di Ambon 0,82 persen dan deflasi terdalam ada di Tanjung Pandan 1,65 persen mtm. Secara umum, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,80 pada Juli 2022 menjadi 111,57 pada Agustus 2022.

"Kalau diperhatikan komoditas penyumpang deflasi Agustus 2022 berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras," kata Margo dalam rilis, Kamis (1/9/2022).

Margo menambahkan inflasi tahun kalender mencapai 3,63 persen, sedangkan inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 4,69 persen.

Sebelumnya, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan IHK pada Agustus 2022 akan mencatatkan deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). 

"Indeks Harga Konsumen diperkirakan turun sebesar -0,12 persen pada Agustus 2022, dari 0,64 persen secara bulanan pada Juli 2022,” katanya.

Secara tahunan, tingkat inflasi pada Agustus 2022 diperkirakan mencapai 4,79 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 4,94 persen yoy.

Faisal menjelaskan, perkiraan deflasi tersebut disebabkan oleh penurunan harga bahan pangan, khususnya bawang merah, cabai merah, daging ayam, dan minyak goreng, sejalan dengan normalisasi hasil panen dan produksi pangan di tengah kondisi cuaca yang kondusif. 

“Tarif jasa angkutan udara juga terlihat turun di tengah desakan pemerintah menambah jumlah armada pesawat niaga,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper