Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di menjadi 3,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa alasan pihaknya menaikkan suku bunga acuan tersebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi pangan yang terus meningkat.
Selain itu, Perry memandang kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan juga diperlukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
“Hasil RDG Bank Indonesia pada 22 dan 23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate [BI7DRR] sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (23/8/2022).
BI menaikkan suku bunga acuan setelah tidak berubah di level 3,5 persen sejak Februari 2021. Saat itu, suku bunga dipangkas dari 3,75 persen pada bulan sebelumnya. Adapun, BI terakhir kali menaikkan suku bunga acuan pada 15 November 2018 ke level 6 persen.
Dengan kenaikan suku bunga acuan, BI mengikuti jejak bank sentral negara-negara di Asean yang menaikkan suku bunga guna menekan laju inflasi.
Baca Juga
Berikut adalah daftar bank sentral negara-negara Asean yang juga menaikkan suku bunga acuan:
Thailand
Bank of Thailand pada 10 Agustus 2022 menaikkan suk bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen dalam pertemuan kebijakan bulan Agustus 2022. Ini merupakan kenaikan suku bunga pertama dalam empat tahun terakhir.
Filipina
Bank sentral Filipina, Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) juga memutuskan kenaikan suku bunga overnight repurchase rate sebesar 50 basis poin menjadi 3,75 persen pada Kamis (18/8/2022.
Kenaikan ini sejalan dengan yang diprediksi oleh 16 dari 22 analis dalam survei Bloomberg. Dengan kenaikan ini, suku bunga acuan Filipina telah naik 175 basis poin sepanjang tahun untuk mengendalikan inflasi yang melonjak di atas target 2 – 4 persen bank sentral.
Malaysia
Bank Negara Malaysia (BNM) memutuskan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen dalam pertemuan kebijakan pada Juli 2022. Ini merupakan kenaikan suku bunga kedua berturut-turut dan sesuai dengan ekspektasi pasar.
BNM mencatat bahwa aktivitas ekonomi di Malaysia terus menguat dalam beberapa bulan terakhir dan permintaan domestik diperkirakan akan mendukung pertumbuhan.
Singapura
Bank sentral Singapura atau Monetary Authority of Singapora (MAS) menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak menggunakan suku bunga acuan sebagai instrumen moneternya.
Sebaliknya, MAS menggunakan pengaturan nilai tukar dolar Singapura (SGD) terhadap sejumlah mata uang mitra dagang utama dan pesaing utama Singapura yang disebut Singapore Overnight Rate Average atau SORA.
Meskipun begitu, MAS menjadi salah satu bank sentral yang tercatat paling agresif melakukan pengetatan moneter. Tahun ini saja, bank sentral Singapura sudah melakukan pengetatan dua kali.