Bisnis.com, JAKAKRTA – Bank sentral Filipina menaikkan suku bunga acuan dan mengisyaratkan memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut guna tekanan inflasi.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (18/8/2022), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) hari ini memutuskan kenaikan suku bunga overnight repurchase rate sebesar 50 basis poin menjadi 3,75 persen, sejalan dengan yang diprediksi oleh 16 dari 22 analis dalam survei Bloomberg.
Dengan kenaikan ini, suku bunga acuan Filipina telah naik 175 basis poin sepanjang tahun untuk mengendalikan inflasi yang melonjak di atas target 2 – 4 persen bank sentral.
Gubernur BSP Gelipe Medall mengatakan setelah kenaikan suku bunga acuan bahwa target laju inflasi masih berisiko.
"Ekspektasi inflasi yang meningkat juga menyoroti risiko efek putaran kedua lebih lanjut," ungkap Medall seperti dikutip Bloomberg.
Bank sentral menaikkan prospek inflasi untuk tahun ini menjadi 5,4 persen dari 5 persen sebelumnya, sementara menurunkan perkiraan inflasi tahun 2023 menjadi 4 persen dari 4,2 persen dan proyeksi tahun 2024 menjadi 3,2 persen dari 3,3 persen.
Medella mengatakan setiap langkah kebijakan lebih lanjut akan tetap bergantung pada data serta kebijakan moneter Federal Reserve. Hal ini menandakan bahwa BSP belum selesai dengan kenaikan suku bunga, mengingat pejabat Fed mengatakan masih jauh dari tujuan mengendalikan inflasi.
Seperti diketahui, inflasi Filipina mencapai 6,4 persen pada Juli (yoy), laju tercepat sejak akhir 2018. Hal ini menyeret nilai tukar peso yang menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia bulan ini. Percepatan kenaikan harga membebani konsumsi, yang terbukti dari ekspansi ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal II/2022.
Namun, Medalla mengatakan kondisi pertumbuhan yang menguntungkan memberikan BSP fleksibilitas untuk bertindak melawan tekanan inflasi. Ia juga memperkirakan pertumbuhan inflasi akan mencapai puncaknya pada bulan Oktober atau November.