Bisnis.com, JAKARTA - Neraca dagang Juli 2022 diperkirakan akan kembali mengalami surplus. Adapun neraca dagang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (15/8/2022) pukul 11.00 WIB.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2022 akan mengalami surplus US$3,76 miliar dari bulan sebelumnya yang mengalami surplus US$5,09 miliar.
Kinerja ekspor diperkirakan tumbuh 29,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari bulan sebelumnya 40,7 persen, sementara kinerja impor diperkirakan tumbuh 39,5 persen secara tahunan dari bulan sebelumnya yang tercatat 22 persen.
Dia mengatakan, perlambatan kinerja ekspor tersebut dipengaruhi oleh potensi penurunan volume dan harga dari komoditas ekspor Indonesia.
"Penurunan volume ekspor terindikasi dari penurunan aktivitas manufaktur (PMI Manufacturing) dari mitra dagang utama Indonesia seperti Uni Eropa, AS, Tiongkok, Jepang dan Korea," katanya kepada Bisnis, Senin (15/8/2022).
Harga dari beberapa komoditas ekspor seperti CPO, karet alam, nikel, dan iron ore tercatat mengalami penurunan, dimana masing-masing turun -31 persen (month-to-month/mtm); -3,1 persen mtm; -17 persen mtm dan -13,9 persen mtm.
Kemudian di sisi impor, peningkatan aktivitas manufaktur domestik pada Juli lalu mengindikasikan bahwa volume impor cenderung meningkat.
Baca Juga
Di samping itu, rata-rata nilai tukar rupiah pada Juli lalu cenderung melemah sekitar 2 persen mtm sehingga berpotensi mendorong peningkatan impor.
Kedepannya, dia memproyeksi surplus perdagangan cenderung melandai hingga akhir 2022.
"Ini mempertimbangkan perkembangan harga komoditas yang mulai melandai," ujarnya.