Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-Siap, Mentan: Harga Mi Instan Bisa Naik 3 Kali Lipat!

Mentan Syahrul Yasin Limpo menuturkan harga mi instan bisa naik 3 kali lipat akibat perang Rusia-Ukraina
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. ANTARA
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperingatkan meningkatkan harga mi instan di dalam negeri hingga 3 kali lipat seiring dengan tingginya harga gandum dunia yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina.

Dalam Youtube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan yang dikutip pada Selasa (9/8/2022), Syahrul mengatakan keadaan pangan di dunia saat ini sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Pasalnya, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi di sektor pangan.

Dia menuturkan, setelah adanya turbulensi di dunia akibat serangan Covid-19, dunia masih harus menghadapi kondisi perubahan iklim global yang menyebabkan tidak menentunya cuaca yang sangat berpengaruh terhadap sektor pangan.

Belum selesai dengan itu, perang antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan melonjaknya harga gandum, mengingat kedua negara tersebut menjadi salah satu lumbung gandum terbesar di dunia.

"Jadi hati-hati yang makan mie banyak, dari mie banyak dari gandum besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya bicara ekstrem saja ini, ada gandumnya tapi harganya akan mahal banget, sementara kita impor terus mie gitu loh," ujarnya.

Dia menuturkan, perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan kendala konektivitas yang besar terhadap komoditas gandum dan juga pupuk.

Menurutnya, harga pupuk telah terkerek hingga 5 kali lipat dari harga normalnya karena pasokannya terhambat dari kedua negara tersebut yang juga merupakan pemasok bahan baku pupuk terbesar.

Syahrul mengungkapkan 13 juta orang di dunia tengah menghadapi ancaman kelaparan dan sebanyak 62 negara tengah menuju kondisi krisis pangan akibat kondisi-kondisi yang menekan sektor pangan tersebut.

"Oleh karena itu ada 2 krisis yang segera di hadapi dunia adalah krisis energi dan krisis pangan," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper