Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian melihat adanya krisis pangan global, pandemi Covid-19, iklim, dan isu geopolitik justru membawa berkah bagi sektor pertanian Indonesia.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyampaikan bahwa sepanjang krisis dan pandemi, kinerja pertanian terus tumbuh dan membawa berkah melalui meningkatnya nilai ekspor dan PDB sektor pertanian.
“Bagaimana dampak terhadap sektor pertanian? Di saat sulit ternyata membawa berkah,” ungkapnya dalam diskusi Mid Year Economic Outlook Bisnis Indonesia yang digelar secara virtual, Rabu (3/8/2022).
Suwandi memaparkan berkah yang dirasakan di sektor pertanian terlihat dari PDB pertanian yang tumbuh positif. Sebut saja pada 2020 kala pandemi Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia, pertanian mencatatkan ekspor sekitar Rp450 triliun atau naik 15 persen year-on-year (yoy).
Bahkan pada 2021 ekspor produk pertanian terus mencatatkan nilai positif, yakni naik 38 persen (yoy) atau sebesar Rp625 triliun.
“Ini tanda-tanda baik di 2022, ekspor produk pertanian yang didominasi untuk sektor perkebunan, singkong pun naik 3 kali lipat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Suwandi memaparkan isu geopolitik antara Rusia dan Ukraina saat ini yang menyebabkan terhambatnya impor gandum justru mendorong konsumsi dan membuka kesempatan bagi produk substitusi impor gandum seperti singkong, sagu, dan sorgum untuk masuk pasar.
“Data BPS itu kami baca Indonesia impor gandum dari Ukraina 3 juta ton atau sekitar 26 persen. Kalau saya melihat sisi disitu, berkah, karena harga gandum dalam negeri naik, kesempatan singkong, sagu, dan sorgum bagus masuk pasar dan diminati,” ujarnya.
Dalam menjaga ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian setidaknya telah melakukan lima langkah dalam penguatan.
Suwandi menyampaikan bahwa langkah tersebut telah dicanangkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasil Limpo, mulai dari swasembada pangan dan perluasan area tanam, diversifikasi produk dan konsumsi pangan lokal, serta penyiapan sistem logistik dari tingkat rumah tangga hingga nasional yang dipegang oleh Perum Bulog.
Selain itu, langkah lainnya adalah dengan menerapkan smart farming atau pertanian berbasis modern yang sudah mulai bergerak, serta mencanangkan pencapaian ekspor tiga kali lipat.
Bahkan, lanjut Suwandi, saat ini China menggemari produk Indonesia, yakni porang chip dan produk walet dengan menambah jumlah pelaku eksportirnya.
Secara umum, Suwandi yakin produk pertanian Indonesia pada 2022 akan terus tumbuh dari tahun sebelumnya melihat kondisi krisis pangan global yang masih terjadi, produk Indonesia akan terus dicari.