Bisnis.com, PEKANBARU — Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto berharap produksi minyak dari Blok Rokan dapat melampaui torehan Blok Cepu yang dikelola kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL).
Harapan itu disampaikan Dwi menyusul momen satu tahun alih kelola lapangan minyak Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia. Kendati laju penurunan produksi mencapai rata-rata 26 persen, SKK Migas tengah mendorong sejumlah upaya peningkatan produksi seperti Chemical EOR hingga eksplorasi Migas Non Konvensional (MNK) di kawasan tersebut.
“Pak Buyung [sapaan karib Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan] bilang di awal tahun, pak, Agustus kita akan salip Cepu ini tinggal sedikit saja, Cepu 169 [MBOPD], Rokan 162,” kata Dwi menirukan omongan Buyung di Kompleks PHR Rumbai, Pekanbaru, Senin (8/8/2022).
Berdasarkan catatan PT Pertamina (Persero), rata-rata produksi minyak di Blok Rokan sebelum alih kelola sebesar 158,7 MBOPD. Adapun rata-rata produksi setelah alih kelola setahun terakhir mencapai 159 MBOPD dan pernah berada di angka 161,9 MBOPD.
Sementara, volume cadangan awal transisi sebesar 320,1 million barrels of oil equivalent (MMBOE). Saat alih kelola cadangan minyak mentah di Blok Rokan naik menjadi 370,2 MMBOE.
“Kita salip Banyu Urip yang diproduksi sahabat kita dari ExxonMobil,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diketahui, setelah hampir 50 tahun dikelola PT CPI, Blok Rokan diserahkan kepada Pertamina pada 2021 lalu. Pemerintah belakangan tidak memperpanjang kontrak PT CPI dan memberikan hak pengelolaan ladang minyak itu kepada Pertamina.
Dari sisi komersial, Pertamina dalam proposalnya mencantumkan signature bonus sebesar US$784 juta atau sekitar Rp11,3 triliun, komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dan potensi pendapatan negara selama 20 tahun kedepan sebesar US$57 miliar atau sekitar Rp825 triliun.
Setelah 100 persen pengelolaan dipegang oleh Pertamina, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM, maka 1 persen akan menjadi participating interest (PI) Pemerintah Daerah melalui Badan Usaha Daerah (BUMD) yang ditunjuk.
Blok Rokan adalah ladang minyak dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia, saat ini Blok Rokan menyumbang 26 persen dari total produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan, tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Cadangan minyak yang dimiliki Blok Rokan mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel oil equivalent tanpa Enhance Oil Recovery atau EOR.