Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satu Tahun Alih Kelola Rokan, Keekonomian Proyek Masih Jadi Hambatan

Blok Rokan adalah ladang minyak dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia, dengan menyumbang 26 persen dari total produksi nasional.
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan menaiki anak tangga tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan menaiki anak tangga tangki pengumpul produksi minyak (Tank Farm) di Blok Rokan, Dumai, Riau, Rabu (22/12/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro menilai hambatan utama terkait dengan upaya PT Pertamina (Persero) menahan laju penurunan produksi Blok Rokan terletak pada isu keekonomian proyek yang mahal.

“Pada umumnya pengelolaan mature field memerlukan biaya yang semakin tinggi. Semakin tinggi biaya maka keekonomian proyek makin rendah,” kata Komaidi saat dihubungi, Senin (8/8/2022).

Artinya, Komaidi menerangkan, rendahnya peningkatan produksi salah satu lapangan minyak sepuh itu disebabkan karena proyek yang sudah tidak cukup ekonomis untuk dikerjakan.

“Sebagai contoh sederhana, produksi minyak tidak akan dilakukan jika biaya yang diperlukan sebesar US$100 per barel sementara harga minyak hanya sebesar US$80 per barel,” tuturnya.

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) terus berupaya untuk meningkatkan laju produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan setelah satu tahun alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia. Kendati laju penurunan produksi tercatat mencapai rata-rata 26 persen, Pertamina makin intensif untuk melakukan kegiatan eksplorasi konvensional dan non konvensional bekerjasama dengan sejumlah pihak di blok itu.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan sejumlah kegiatan eksplorasi intensif pada salah satu blok minyak sepuh dalam negeri itu belakangan efektif untuk menekan laju penurunan produksi. Malahan, Nicke mengatakan, perseroan mencatatkan tingkat produksi di Blok Rokan mengalami titik balik atau peningkatan dibandingkan sebelum alih kelola satu tahun yang lalu.

“Dengan program-program yang kita lakukan, produksi bisa kita tingkatkan total pengeboran kurang lebih 370 sumur, jumlah rig sebelum alih kelola hanya 9 rig itu pun baru masuk 10 bulan terakhir hari ini ada 21 rig,” kata Nicke saat melakukan pertemuan dengan Pemimpin Redaksi di Rumbai Country Club (RCC), Pekanbaru, Minggu (7/8/2022).

Berdasarkan catatan Pertamina, rata-rata produksi minyak di Blok Rokan sebelum alih kelola sebesar 158,7 MBOPD. Adapun rata-rata produksi setelah alih kelola setahun terakhir mencapai 159 MBOPD dan pernah berada di angka 161,9 MBOPD.

Sementara volume cadangan awal transisi sebesar 320,1 MMBOE. Saat alih kelola cadangan minyak mentah di Blok Rokan naik menjadi 370,2 MMBOE.

“Rencana 27 rig yang akan dioperasikan akhir tahun ini luar biasa peningkatannya untuk pengeboran dan work over, well service ini kita tambah 32 rig saat ini dan 52 rig akhir tahun, ini mungkin tertinggi bagi Tim Rokan,” kata dia.

Seperti diketahui setelah hampir 50 tahun dikelola PT CPI, Blok Rokan diserahkan kepada Pertamina pada 2021 lalu. Pemerintah belakangan tidak memperpanjang kontrak PT CPI dan memberikan hak pengelolaan ladang minyak itu kepada Pertamina.

Dari sisi komersial, Pertamina dalam proposalnya mencantumkan signature bonus sebesar US$784 juta atau sekitar Rp11,3 triliun, komitmen kerja pasti sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7,2 triliun dan potensi pendapatan negara selama 20 tahun kedepan sebesar US$57 miliar atau sekitar Rp825 triliun.

Setelah 100 persen pengelolaan dipegang oleh Pertamina, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM, maka 1 persen akan menjadi participating interest (PI) Pemerintah Daerah melalui Badan Usaha Daerah (BUMD) yang ditunjuk.

Blok Rokan adalah ladang minyak dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia, saat ini lapangan Migas itu menyumbang 26 persen dari total produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Cadangan minyak yang dimiliki Blok Rokan mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel oil equivalent tanpa Enhance Oil Recovery atau EOR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper