Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Inggris mengerek suku bunga acuan hinga 50 basis poin, laju terbesar dalam 27 tahun terakhir.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (4/8/2022), Bank of England (BOE) memutuskan kenaikan suku bunga acuan 0,5 persen menjadi 1,75 persen. Keputusan ini didukung oleh delapan dari sembilan pejabat BOE.
Keputusan BOE menaikkan suku bunga ini disertai dengan peringatan bahwa resesi Inggris akan dimulai pada kuartal keempat dan berlangsung hingga tahun depan. Ini akan menjadi resesi terpanjang sejak krisis keuangan, dengan para pejabat memperkirakan ekonomi menyusut sekitar 2,1 persen.
BOE juga meningkatkan perkiraan puncak inflasi menjadi 13,3 persen pada Oktober di tengah lonjakan harga gas, dan memperingatkan bahwa kenaikan harga akan tetap tinggi sepanjang 2023.
Berlawanan dengan prospek suram, kenaikan suku bunga acuan ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak BOE memperoleh kemerdekaan pada tahun 1997, adalah tanda para pejabat yang dipimpin oleh Gubernur Andrew Bailey mengimbangi gelombang pengetatan dari bank-bank sentral lainnya.
“Tekanan inflasi telah meningkat secara signifikan. Kenaikan harga gas terbaru telah menyebabkan penurunan signifikan lainnya dalam prospek aktivitas," ungkap BOE dalam pernyataannya setelah keputusan suku bunga.
Bersamaan dengan keputusan tersebut, BOE juga memaparkan rencananya untuk mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah yang dikumpulkannya selama krisis.