Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Dihantui Stagflasi hingga Resesi, Indonesia Gimana Bu Sri Mulyani?

Menteri Keuangan Sri Mulyani ekonomi global dihantui risiko stagflasi hingga resesi. Bagaimana dengan kondisi ekonomi Indonesia?
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan keterangan dalam konferensi pers triwulanan KSSK di Jakarta, Senin (1/8/2022). Dok: Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi ekonomi global kian suram akibat dihantui risiko stagflasi, inflasi, hingga resesi di berbagai negara. Lantas, bagaiana dengan kondisi Indonesia?

"Perbaikan perekonomian domestik pada kuartal II/2022, diproyeksikan masih akan terus berlanjut," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK triwulanan yang digelar Senin (1/8/2022).

Menurutnya, perbaikan terutama dari perekonomian dalam negeri atau Indonesia ditopang oleh meningkatnya konsumsi dan investasi, serta kinerja ekspor.

Dia memaparkan berbagai indikator ekonomi pada Juni 2022 juga tercatat tetap baik, misalya indeks penjualan riil atau IPR tumbuh 15,4 persen (year-on-year/yoy).

Bukan itu saja, Menkeu juga mengatakan kinerja sektor manufaktur juga tetap positif tercermin dari PMI Manufaktur yang masih ekspansif dan bahkan mengalami penguatan dari 50,2 pada Juni ke 51,3 pada Juni 2022/

Konsumsi listrik, terutama untuk industri maupun bisnis juga tumbuh positif dan kuat. Indeks Ketakinan Konsumen naik ke 128,2, dari posisi Maret 2022 yang waktu itu di 112,0.

"Hal-hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki optimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi," imbuhnya.

Dari sisi kinerja Neraca Pembayaran Indonesia, Sri Mulyani memperkirakan NPI tetap kuat di tengah arus modal keluar. Transaksi berjalan pada kuartal II/2022 diproyeksikan mencatat surplus dan lebih tinggi dari capaian surplus kuartal I/2022.

Hal ini terutama didukung oleh kenaikan surplus di neraca perdagangan, terutama akibat tingginya harga komoditas global, yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia.

Pada Juni 2022, surplus neraca perdagangan tercatat mencapai US$5,09 miliar, satu bulan saja. Kalau dilihat selama satu triwulan, maka kuartal II/2022 neraca perdagangan surplus mencapai US$15,55 miliar.

"Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap terjaga, dan itu didukung oleh aliran modal masuk ke Indonesia dalam bentuk PMA atau foreign direct investment," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper