Zulhas menyampaikan, pertumbuhan ekspor industri pengolahan mengindikasikan semakin membaiknya kualitas ekspor Indonesia. Peningkatan ekspor Juni 2022 terutama disumbang oleh produk lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) yang meningkat sebesar 300,66 persen (MoM).
Selain lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), perbaikan ekspor juga ditopang oleh produk-produk yang bernilai tambah tinggi seperti timah dan produknya (HS 80), pakaian bukan rajutan (HS 62), dan makanan olahan (HS 21).
Menurutnya, pencabutan kebijakan pelarangan ekspor crude palm oil(CPO); refined, bleached, and deodorized palm oil(RBD PO); refined, bleached, and deodorized palm olein (RBD Palm Olein); dan used cooking oil (UCO) melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 30/2022 jo. Permendag No. 39/2022 dan Program Percepatan Penyaluran CPO, RBDPO, RBD Palm Olein dan UCO melalui Permendag No. 38/2022 telah mendorong ekspor CPO dan produk turunannya pada Juni 2022.
Ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2022 menunjukkan penguatan pada seluruh negara mitra dagang utama.
Pertumbuhan ekspor nonmigas tertinggi secara bulanan (MoM) terjadi ke Oman yang mencapai 544,21 persen, kemudian ke Mesir (498,45 persen), Pakistan (381,15 persen), Turki (161,06 persen), dan Federasi Rusia (150,29 persen).
Ditinjau dari kawasan, kenaikan ekspor terbesar terjadi pada ekspor ke Afrika Timur yang tumbuh 190,86 persen (MoM), diikuti Timur Tengah (121,37 persen) dan Afrika Tengah (117,01 persen).
Baca Juga
Secara kumulatif, ekspor selama Semester I/2022 mencapai US$141,07 miliar atau naik 37,11 persen dari tahun lalu (YoY). Kenaikan nilai ekspor tersebut didorong oleh kenaikan ekspor migas sebesar 33,45 persen (YoY) dan ekspor nonmigas sebesar 37,33 persen (YoY).