Bisnis.com, JAKARTA- Harga bahan baku industri makanan dan minuman (Mamin) pada awal semester II/2022 mengalami kenaikan 20-25 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang dipicu pelemahan rupiah.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman mengatakan kenaikan merupakan akumulasi kenaikan harga komoditas, pembatasan ekspor, dan diperparah oleh pelemahan rupiah.
"Jadi, bertubi-tubi. Harga pokok produksi naik semua. Mulai dari bahan baku, logistik, hingga energi. Diperparah oleh pelemahan rupiah," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (11/7/2022).
Dia menjelaskan sebagian besar bahan baku industri Mamin Tanah Air harus diimpor. Di antaranya, tepung terigu 100 persen, susu, dan turunannya 80 persen.
Kemudian, gula untuk industri mamin menengah ke atas 100 persen, bahan tambahan pangan 60 persen, dan kedelai 70 persen.
Terkait dengan kondisi itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani meminta pelaku industri mami tidak panik atas kenaikan bahan baku akibat pelemahan rupiah sepanjang 2022.
Baca Juga
Menurutnya, pelaku industri mamin mesti fokus dalam mencari alternatif produk untuk mengantisipasi terjadinya substitusi kebutuhan oleh konsumen akibat kenaikan harga.
"Pelaku industri harus melakukan substitusi untuk mengantisipasi shifting pembelian masyarakat," ujarnya kepada Bisnis.
Di samping itu, sambungnya, pemerintah mesti memberikan relaksasi dari segi fiskal terkait dengan kegiatan impor di industri mamin.