Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan pengoperasian Bandara Kualanamu, Sumatra Utara, sebagai international hub bisa mendorong peningkatan lalu lintas atau trafik penumpang maupun kargo udara internasional.
"Saya sampaikan paling penting itu trafik kargo dan penumpang. Harapannya dalam satu tahun harus meningkat besar karena trafik mencerminkan value dan present value," kata Budi Karya saat menghadiri peresmian pengoperasian Bandara Kualanamu sebagai international hub, Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Sebagai international hub, Bandara Internasional Kualanamu diharapkan bisa menarik lebih banyak kedatangan wisatawan dan meningkatkan daya saing logistik tanah air. Khususnya, untuk rute penerbangan Indonesia-Asia Selatan seperti India, Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, dan lain-lain.
Bandara Kualanamu yang sudah mulai beroperasi sebagai international hub ditargetkan bisa meningkatkan trafik penerbangan internasional dari 10 persen ke 40 persen. Saat ini, perbandingan trafik domestik dan internasional Kualanamu yakni 90 persen: 10 persen.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan keinginannya agar Bandara Kualanamu, Sumatra Utara, bisa bersaing dengan Bandara Internasional lainnya seperti Changi, Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Erick Thohir mengatakan pengelolaan Kualanamu sebagai international hub sejalan dengan upaya perbaikan ekosistem transportasi. Salah satunya yakni menekan tingginya biaya logistik Indonesia yang saat ini sebesar 23 persen atau lebih tinggi dari rata-rata dunia yang sebesar 13 persen.
"Bagaimana kita bisa berkompetisi kalau harga logistik mahal. Pak Budi [Menteri Perhubungan] dan saya serius memperbaiki rantai pasok," terangnya pada kesempatan yang sama.
Erick juga ingin agar Bandara Kualanamu mengikuti jejak Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai dalam hal reaktivasi parade budaya sebagai panggung tetap untuk seni, budaya, dan UMKM Indonesia.
Untuk diketahui, Bandara International Hub Kualanamu akan dioperasikan oleh perusahaan gabungan atau joint venture antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan GMR Airports Consortium yakni PT Angkasa Pura Aviasi (APA).
Dana investasi yang disiapkan APA guna mengembangkan Bandara Kualanamu mencapai Rp56 triliun hingga 2047. Pada 2047, pergerakan penumpang di Bandara Kualanamu mencapai 54 juta penumpang dengan kapasitas terminal 65 juta penumpang per tahun.
Erick menyebut kemitraan Indonesia-India itu bersifat strategis dan sudah melalui proses tender yang transparan. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) disebut terlibat untuk review dan pendampingan.
Menurut mantan Presiden Inter Milan itu, kerja sama dengan India membuka potensi perdagangan baru Indonesia ke kawasan Asia Selatan, khususnya akses langsung antara Indonesia dan India.
"Ini konteks yang saling menguntungkan. Yang tadinya berhenti ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia, sekarang Sumatera jadi hub sebelum pergi lagi ke negara tujuan lain seperti Korea atau Australia," ucap Erick.
Dalam beberapa tahun ke depan, Direktur PT Angkasa Pura II atau AP II Muhammad Awaluddin mengatakan terdapat beberapa target yang ingin dipenuhi. Pertama, penambahan sebanyak tujuh trafik penerbangan Indonesia-Asia Selatan pada akhir 2022.
Kedua, penambahan atau perluasan kapasitas terminal Bandara Kualanamu yang melayani international hub baik penumpang maupun kargo, rute Indonesia-Asia Selatan. Awaluddin mengatakan saat ini Bandara Kualanamu yang berada di bawah AP II memiliki kapasitas 8 juta pengunjung, dan ke depannya akan ditambah menjadi 15 juta pengunjung pada akhir 2024.
Ketiga, prioritas joint venture company lainnya yakni mengoptimalkan dan merealisasikan commercial area seluasa 200 hektare (ha) di kawasan Bandara Kualanamu. Awaludiin mengatakan saat ini lahan tersebut sudah "clean and clear" untuk digunakan sebagai area warehousing logistik serta taman bermain skala internasional.
Pengoperasian Bandara Kualanamu sebagai international hub nantinya ditargetkan bisa meningkatkan komposisi rute internasional dalam lima tahun ke depan. Saat ini, komposisi international traffic di Kualanamu baru 10 persen dan rencananya ditingkatkan ke 40 persen.
"Hari ini [proporsi] berada di posisi 90 persen domestik dan 10 persen internasional. Saat pandemi datang, proporsi international traffic hanya sebesar 2-3 persen," tutur Awaluddin.