Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duet PELNI dan Pelindo Dukung Tol Laut, Gimana Hasilnya?

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan PT Pelayaran Indonesia (Persero) memaparkan progres operasional pelabuhan dan kapal angkutan yang melayani trayek tol laut.
Ilustrasi tol laut di Pelabuhan Depapre, Papua./ Dok. Kemenhub
Ilustrasi tol laut di Pelabuhan Depapre, Papua./ Dok. Kemenhub

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan PT Pelayaran Indonesia (Persero) ikut mendukung program tol laut dengan mengoperasikan pelabuhan dan kapal angkutan yang melayani trayek tol laut.

PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo menyebut saat ini mengoperasikan 20 pelabuhan yang mendukung trayek tol laut dari total 110 pelabuhan yang dikelola.

Direktur Pengelola Pelindo Putut Sri Muljanto mengatakan sebagian besar kegiatan tol laut yang didukung Pelindo bermuara dari Tanjung Perak Surabaya.

"Tanjung Priok hanya dua [trayek] dan sebagian besar di Surabaya. [Sebanyak] 18 sisanya itu ada di pelabuhan kami operasikan," terangnya pada saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (4/7/2022).

Pelindo juga memberikan sejumlah dukungan insentif yakni prioritas standar untuk kapal yang melayani tol laut; keringanan jasa dermaga dan penumpukan; pemberian diskon tarif bongkar muat stevedoring, lift on/lift off, haulage, dan trucking; serta perpanjangan free time storage peti kemas transhipment tol laut dari tujuh menjadi 14 hari.

Di sisi lain, PT Pelayaran Indonesia atau PELNI mendukung program andalan Presiden Joko Widodo itu dengan ikut melayani sebagai operator terhadap 11 trayek tol laut pada 2022. Kemudian, PELNI menyinggahi 48 dari total 130 pelabuhan yang melayani tol laut.

Untuk pengoperasian angkutan, PELNI mengoperasikan 10 kapal untuk keperluan tol laut dengan rincian enam kapal milik sendiri dan empat kapal milik Kementerian Perhubungan (Kendaga Nusantara).

Pada sisi muatan yang diangkut, Direktur Utama PELNI Tri Andayani mencatat bahwa kontribusi perseroan terhadap muatan tol laut nasional semakin meningkat selama 2019-2021. Berdasarkan data PELNI, perseroan mengangkut 3.593 TEUs atau 27,23 persen terhadap muatan nasional tol laut pada 2019.

Kontribusi muatan oleh PELNI terhadap muatan nasional meningkat pada 2020 yakni menjadi sebesar 8.858 TEUs, atau 48,79 persen dari total muatan nasional di 2020.

"Posisi 2021 kami memberikan kontribusi sebanyak 54 persen [12.872 TEUs/53,9 persen] dari tol laut nasional," jelas Tri pada kesempatan yang sama.

Sejak 2015, Tri menyebut PELNI telah melakukan sebanyak 680 perjalanan atau voyage trayek tol laut sampai dengan Mei 2022.

Hingga Mei 2022, perempuan kedua yang menjabat posisi teratas manajemen PELNI ini menyebut telah mengangkut 5.872 TEUs total muatan peti kemas atau 46 persen dari target yakni 12.521 TEUs. Sementara itu, total perjalanan yang sudah terealisasi yakni 57 perjalanan (voyage) atau 48,7 persen dari target 117 perjalanan.

Kendati dukungan penugasan yang diberikan kepada dua BUMN itu, pengoperasian tol laut tercatat belum bisa mengatasi masalah disparitas antara muatan berangkat dan muatan balik.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub per Juni 2022, terdapat rasio sekitar 36 persen antara muatan balik sebesar 3.304 TEUs dari muatan berangkat sebesar 9.014 TEUs, pada 28 trayek tol laut yang menggunakan kapal pelayaran.

Kemudian, disparitas antara muatan balik dan berangkat bahkan lebih lebar apabila dilihat pada lima trayek tol laut (T-22 sampai dengan T-26) yang dititipkan dengan menggunakan kapal penyeberangan milik ASDP, dengan tujuan daerah terjauh seperti Biak, Timika, dan Merauke. Dihitung dengan satuan tonase (ton), muatan balik tercatat 0 ton dari muatan berangkat 395 ton.

"Di daerah Papua, industri belum tumbuh dengan baik. Tentu kita akan [koordinasi dengan kementerian terkait] karena tidak bisa sendiri," ujar Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha.

Kendati demikian, dia memaparkan terdapat setidaknya delapan daerah yang dilalui tol laut dengan perubahan harga paling signifikan selama 2021. Harga sejumlah komoditas seperti pakaian, harga baja, alat tulis, pupuk, gula, daging ayam, tepung, dan lain-lain turun sebesar kisaran 21 sampai dengan 50 persen.

Daerah-daerah tersebut meliputi Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Tidore Kepulauan, Kabupaten Buru, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Supiori, dan Kabupaten Fakfak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper