Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Muatan Balik Tol Laut Masih Timpang, Ini Alasannya

Kemenhub menyebut muatan balik program Tol Laut masih timpang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kanan) berbincang dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua kanan) saat menghadiri seminar nasional tol laut di atas kapal KM Dorolonda, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/2/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kanan) berbincang dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kedua kanan) saat menghadiri seminar nasional tol laut di atas kapal KM Dorolonda, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/2/2019)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi muatan berangkat dan muatan balik Tol Laut tercatat masih timpang pada 2022. Kementerian Perhubungan mengakui bahwa disparitas antara keduanya masih menjadi kendala dalam pengoperasian Tol Laut.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub per 17 Juni 2022, total muatan berangkat Tol Laut 2022 mencapai 9.014 twenty foot equivalent per units atau TEUs. Sementara itu, total muatan balik hanya sebesar 3.304 TEUs.

Kemudian, berdasarkan berat barang, total muatan berangkat mencapai 395 ton sedangkan total muatan balik tercatat 0 ton.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha mengatakan bahwa muatan balik kapal dari daerah timur ke barat masih belum menyamai muatan berangkat dari arah sebaliknya.

"Jadi kalau dari barat ke timur itu banyak barang yang dimuat, tetapi kalau sudah di sana belum ada produksi yang cukup untuk bisa dibawa ke barat lagi," terang Arif di Gedung DPR, Senin (4/7/2022).

Contohnya, daerah Papua. Arif menyebut muatan balik dari Papua masih belum menyamai muatan berangkat akibat industri yang belum berkembang di daerah tersebut.

Untuk itu, Arif menegaskan akan mendorong koordinasi dengan kementerian terkait guna mengatasi masalah disparitas antara muatan berangkat dan balik di Tol Laut.

"Di daerah Papua, industri belum tumbuh dengan baik. Tentu kita akan [koordinasi dengan kementerian terkait] karena tidak bisa sendiri," ujarnya.

Saat ini, terdapat lebih dari 30 trayek Tol Laut. Arif membuka kemungkinan untuk penambahan trayek tersebut ke depannya.

"[Penambahan trayek Tol Laut] akan kami sesuaikan dengan kebutuhan," terangnya.

Berdasarkan evaluasi Kemenhub, terdapat empat kendala lain pada pengoperasian Tol Laut. Pertama, infrastruktur jaringan internet di daerah tertinggal, terpencil, terbelakang, dan perbatasan (3TP) yang belum memadai.

Kedua, kendala terkait dengan kapasitas bongkat muat barang. Apalagi, hal tersebut diperburuk dengan adanya keterbatasan jumlah kontainer.

"Lapangan penumpukan dan fasilitas penunjang pelabuhan lainnya di beberapa pelabuhan yang belum memadai," terang Arif pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (4/7/2022).

Ketiga, kondisi cuaca ekstrem yang tidak terduga seperti badai siklot yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.

Keempat, penambahan bahan bakar minyak atau BBM subsidi pada KM Logistik Nusantara 3. Tidak hanya itu, terdapat perubahan homebase bangker kapal KM Logistik Nusantara 4 dan 7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper