Bisnis.com, JAKARTA - Prancis berharap Iran dan Venezuela yang terkena sanksi bisa kembali ke pasar minyak guna mengurangi tekanan terhadap krisis energi akibat perang Rusia dan Ukraina.
Hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat kepresidenan Prancis pada Senin (27/6/2022) waktu setempat.
"Kami juga menginginkan mekanisme yang direncanakan untuk membatasi harga minyak seluas mungkin dan tidak terbatas pada produksi Rusia," kata pejabat tersebut, mengutip Economics Times, Senin (27/6/2022).
Pejabat Prancis itu juga menyampaikan, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada para pemimpin G7 pada Senin pagi (27/6/2022), kondisi saat ini tidak tepat untuk bernegosiasi dengan Rusia.
"Ukraina ingin berada dalam posisi yang kuat sebelum memulai negosiasi," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Iran dan Venezuela berada di bawah sanksi AS. Perekonomian kedua negara cukup menderita dengan adanya sanksi tersebut.
Melansir Bloomberg, impor minyak AS dari Venezuela dan Iran dilarang berdasarkan undang-undang yang diperkenalkan oleh Senator Marco Rubio, seorang Republikan Florida dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri.
Langkah tersebut merupakan upaya guna mencegah segala upaya potensial oleh pemerintahan Biden untuk beralih ke Venezuela atau Iran sebagai bantalan terhadap kenaikan harga minyak mentah yang dipicu oleh perang Ukraina dan larangan AS atas impor minyak Rusia.
AS saat ini tidak mengimpor minyak dari kedua negara tersebut lantaran Venezuela dan Iran berada di bawah sanksi AS.
Adanya Undang-undang tersebut akan membantu mencegah kemungkinan tersebut, dengan melarang impor minyak mentah, produk minyak bumi dan gas alam cair dari Iran dan Venezuela karena kekhawatiran atas keamanan nasional.