Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa dana perantara keuangan atau Financial Intermediary Fund untuk kesiapsiagaan penanganan pandemi telah terkumpul hingga US$1,13 miliar. Terbaru, Singapura berkomitmen menyumbangkan US$10 juta untuk dana darurat itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil pertemuan "The 1st Joint Finance and Health Ministerial Meeting (JFHMM)". Konferensi pers berlangsung pada Selasa (21/6/2022) malam di Yogyakarta dan disiarkan secara daring.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa negara-negara dan pihak yang mengusung pendirian FIF telah berkomitmen menyumbangkan US$1,1 miliar kepada FIF, untuk pembiayaan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi. Para menteri keuangan dan menteri kesehatan G20 mendorong agar pemanfaatan dana tersebut dapat meredam dampak pandemi di masa datang.
"Sudah ada komitmen US$1,1 miliar dari para pendiri FIF ini, seperti dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Indonesia, Jerman, Singapura, dan Wellcome Trust," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers tersebut, Selasa (21/6/2022) malam.
Sri Mulyani pun menyebut bahwa masih terdapat negara-negara lain yang hendak berpartisipasi ke dalam FIF. Mereka masih berada dalam proses persiapan dan penyelesaian berbagai aspek di negaranya.
Adapun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa Indonesia sebagai salah satu pendiri FIF menyatakan komitmen untuk menyumbangkan dana US$50 juta. Yang terbaru, Singapura menyatakan komitmennya untuk menyumbang US$10 juta.
Baca Juga
Budi memaparkan jumlah komitmen dana dari sejumlah negara yang berkontribusi terhadap FIF, berikut rinciannya:
Indonesia: US$50 juta
Amerika Serikat: US$450 juta
Uni Eropa: US$450 juta
Singapura: US$10 juta
Jerman: 50 juta Euro
Wellcome Trust: 10 juta Poundsterling
"Totalnya menjadi US$1,134 miliar," ujar Budi dalam konferensi pers tersebut.