Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa dana perantara keuangan atau Financial Intermediary Fund untuk kesiapsiagaan penanganan pandemi dapat mulai beroperasi pada akhir Juni 2022. Pembentukan dana kumpulan itu kini menunggu persetujuan Bank Dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil pertemuan "The 1st Joint Finance and Health Ministerial Meeting (JFHMM)". Konferensi pers berlangsung pada Selasa (21/6/2022) malam, di Yogyakarta dan disiarkan secara daring.
Menurut Sri Mulyani, pertemuan para menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara G20 itu mencapai salah satu kesepakatan penting, yaitu pelaksanaan kerja Joint Finance and Health Taskforce. Gugus tugas itu mendorong pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) untuk pembiayaan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi.
Pendirian FIF menurutnya sedang difinalisasi oleh Bank Dunia (World Bank), yang turut andil dalam pengaturan dana kumpulan tersebut bersama World Health Organization (WHO). Sri Mulyani meyakini bahwa FIF dapat beroperasi pada akhir bulan ini setelah proses di Bank Dunia rampung.
"Ini dalam proses di Bank [Dunia], sudah diserahkan dokumen pembentukan FIF ini, dan saya percaya bahwa para direktur Bank Dunia akan mengadakan pertemuan pada 30 Juni 2022. Pada saat itu, jika [proposal pembentukan FIF] disetujui jajaran direksi, maka FIF ini akan mulai beroperasi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers tersebut, Selasa (21/6/2022) malam.
Dia menyebut bahwa negara-negara pendiri FIF telah berkomitmen untuk menyerahkan US$1,1 miliar untuk dana kumpulan. Dana itu akan digunakan untuk pencegahan dan penanganan jika terjadi pandemi lain pada masa mendatang.
Negara-negara yang telah berkomitmen untuk menyetorkan dana ke FIF di antaranya adalah Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Uni Eropa. Selain itu, menurut Sri Mulyani, masih terdapat negara yang hendak berpartisipasi dan sedang dalam proses persiapan.
"Beberapa menteri lain menyatakan mereka berkomitmen dalam hal kontribusi mereka [terhadap FIF]. Namun, mereka akan membutuhkan beberapa proses," kata Sri Mulyani.
Indonesia menyatakan komitmen untuk menyumbangkan dana US$50 juta kepada FIF. Sebagai presidensi G20, Indonesia pun akan mendorong negara-negara lain untuk berkontribusi dalam FIF.