Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi sejumlah BUMN Transportasi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo memerinci jumlah suntikan modal yang dibutuhkan oleh In Journey senilai Rp9,50 triliun. Rencananya, besaran anggaran tersebut akan digunakan sebagai penguatan permodalan untuk restrukturisasi. In Journey merupakan BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata.
Tak hanya itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur pariwisata dan infrastruktur aviasi, serta pembebasan lahan dan penyelesaian proyek kawasan KEK Mandalika.
"Selanjutnya KAI dengan PMN sebesar Rp4,1 triliun tahun depan. Dana ini akan digunakan untuk memenuhi setoran modal porsi Indonesia dalam penambahan pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung," ujarnya, Selasa (7/6/2022).
Tiko, sapaan akrabnya, menjelaskan PMN untuk KAI masih menunggu keputusan dari Komite KCJB sesuai Perpres 93/2021.
Adapula Damri yang memerlukan dana segar senilai Rp870 miliar untuk mengerjakan program penugasan dan pengembangan usaha. Sejumlah program tersebut di antaranya untuk penyediaan armada untuk penugasan perintis dan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), armada bus listrik untuk perkotaan melalui buy the service, dan peningkatakan kapasitas bisnis perusahaan.
Baca Juga
Tiko menjelaskan Damri sudah cukup lama tidak menerima PMN untuk penugasan perintis. Selain itu, Danri juga menerima banyak penugasan dari Kementerian Perhubungan untuk membuka rute di daerah baru. Belum lagi untuk reformasi bis listrik di banyak kota besar seperti Jakarta, Medan dan Surabaya.
Sejumlah kota tersebut akan mulai mengkonversi menjadi bus listrik.
Selanjutnya, ada AirNav Indonesia yang juga diusulkan PMN sekitar Rp790 miliar. Besaran dana tersebut untuk penugasan dalam rangka mencapai seamless Air Traffic Management (ATM) di kawasan regional, serta mendukung program strategis pemerintah melalui modernisasi ATM sistem.
Terlebih, Tiko menggambarkan kondisi AirNav yang arus kasnya terdampak pandemi.
"Jadi kami perlu untuk cashflow pembelian capex radar," jelasnya.