Bisnis.com, JAKARTA – Sistem pembayaran tanpa tunai atau cashless akan diterapkan untuk moda transportasi LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi tahun ini. Adapun, kartu uang elektronik transportasi yang digunakan nantinya sama dengan yang digunakan oleh KRL Commuter Line.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pihak operator LRT Jabodebek dan KRL Commuter Line mengatakan kartu uang elektronik transportasi yang digunakan untuk LRT adalah Kartu Multi Trip (KMT) milik KAI Commuter. KMT dapat digunakan untuk naik angkutan KA pada berbagai layanan KAI Group lainnya seperti KRL Yogyakarta-Solo dan KA Bandara Soekarno-Hatta.
Selain itu, KMT sudah dapat digunakan untuk menggunakan moda transportasi umum lainnya seperti MRT Jakarta dan Bus Transjakarta sejak akhir 2021.
"KAI akan melakukan integrasi ticketing system secara menyeluruh di mana semua kartu uang elektronik transportasi, kartu uang elektronik perbankan, dan dompet digital yang ada akan dapat digunakan untuk naik LRT Jabodebek," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus melalui siaran pers, Jumat (3/6/2022).
Saat LRT Jabodebek beroperasi nanti, pelanggan yang melakukan pembayaran dengan kartu uang elektronik perlu terlebih dahulu melakukan tap in di stasiun keberangkatan untuk cek validasi kartu, saldo, serta data perjalanan seperti waktu, gate id, dan stasiun id. Setibanya di stasiun tujuan, pelanggan melakukan tap out dan saldo akan otomatis terpotong.
Selain KMT, pelanggan LRT Jabodebek juga bisa menggunakan kartu uang lain seperti kartu uang elektronik perbankan, dan berbagai jenis dompet digital.
Baca Juga
Sementara itu untuk pembayaran dengan dompet digital, pelanggan melakukan tap in untuk cek validasi QR pembayaran, saldo dan potong saldo untuk tarif terjauh, serta data perjalanan seperti waktu, gate id, dan stasiun id. Setibanya di stasiun tujuan, pelanggan melakukan tap out untuk membaca QR dan saldo akan dikembalikan jika terdapat selisih.
Untuk diketahui, LRT Jabodebek akan beroperasi di 18 stasiun yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
Untuk layanan tapping pada LRT Jabodebek, KAI telah memasang 14 gate tipe turnstile dan 2 gate tipe wide untuk pelanggan disabilitas di masing-masing stasiun. Khusus pada Stasiun Halim, KAI menggunakan gate tipe flap untuk memudahkan pelanggan yang akan/telah menggunakan pesawat.
KAI juga menyiapkan dua unit ticket vending machine di setiap stasiun untuk pengisian saldo kartu uang elektronik. Tidak hanya itu, terdapat dua unit Point of Sales yang disiapkan sekaligus dioperasikan oleh petugas loket guna penjualan kartu uang elektronik.
Layanan ticketing system LRT Jabodebek menggunakan sistem ticketing Automatic Fare Collection (AFC). Artinya, sistem ticketing otomatis tersebut dihitung berdasarkan sekelompok komponen sensor yang terintegrasi. Melalui sistem AFC itu, seluruh layanan tiket dapat diakomodasi seperti penjualan, pelayanan tiket bermasalah, pembatalan, penalti, dan penambahan trayek.
Terkait dengan kesiapan LRT, progres pembangunan serta kesiapan seluruh sarana dan prasarana sudah mencapai 82,34 persen per Mei 2022. LRT Jabodebek ditargetkan untuk soft launching pada 17 Agustus 2022 dan selanjutnya beroperasi secara komersial secepatnya.
