Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Bank Mandiri Prediksi Inflasi Mei 2022 Naik 0,43 Persen

Ekonom Bank Mandiri memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2022 naik sebesar 0,43 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Pedagang melayani pembeli di Pasar Karbela, Jakarta, Senin (9/5/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2022 sebesar 0,95 persen month on month (mom) atau secara tahunan sebesar 3,47 persen year on year (yoy) yang disebabkan kenaikan harga minyak goreng, daging ayam ras dan telur ayam ras. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pedagang melayani pembeli di Pasar Karbela, Jakarta, Senin (9/5/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2022 sebesar 0,95 persen month on month (mom) atau secara tahunan sebesar 3,47 persen year on year (yoy) yang disebabkan kenaikan harga minyak goreng, daging ayam ras dan telur ayam ras. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen atau inflasi pada Mei 2022 naik sebesar 0,43 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Menurutnya, hal tersebut terutama didorong oleh faktor musiman libur Lebaran yang meningkatkan harga makanan, transportasi, restoran dan rekreasi. Dia mengatakan tingkat inflasi tahunan pada Mei 2022 akan terus menguat.

"Secara tahunan, inflasi IHK diperkirakan sekitar 3,59 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2022. Inflasi inti relatif tidak berubah, atau sebesar 2,59 persen yoy di tengah membaiknya mobilitas publik dan permintaan secara keseluruhan," kata Faisal dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (31/5/2022).

Di lain sisi, Faisal memprediksi inflasi akan meningkat secara substansial dan fundamental di semester II/2022.

Tekanan inflasi pada 2022 cenderung meningkat akibat demand-pull inflation di tengah percepatan pemulihan ekonomi, berkat mobilitas masyarakat yang meningkat seiring dengan pelonggaran PPKM.

"Hal ini juga didorong oleh inflasi cost-push, terkait dengan kenaikan harga pangan, energi, dan bahan bakar global," imbuhnya.

Kendati demikian, dia menilai pemerintah telah memutuskan untuk memompa subsidi tambahan untuk energi, memastikan bahwa harga BBM bersubsidi, LPG dan listrik tak akan naik di 2022.

Menurut Faisal, keputusan untuk tidak menaikkan harga yang diatur harus mengarah pada risiko inflasi yang lebih rendah. Karena itu, tingkat inflasi 2022 berpotensi lebih rendah dari perkiraan mereka, yaitu sebesar 4,60 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper