Bisnis.com, JAKARTA – Mulai besok, Sabtu (28/5/2022), pola operasi layanan KRL Commuter Line akan berubah sebagai dampak dari switch over (SO) ke-5 Stasiun Manggarai, Jakarta. Perubahan pola operasi khususnya pada line Bogor dan Bekasi/Cikarang, serta pola transit di Stasiun Manggarai.
Mulai besok, jalur KRL Bogor akan melayani perjalanan menuju arah Gondangdia, Cikini, dan Jakarta Kota (pp) serta melalui jalur layang yang terletak di lantai 3 Stasiun Manggarai. Awalnya, Bogor melayani jalur loopline.
Oleh sebab itu, bagi penumpang KRL Bogor yang akan menuju arah Sudirman, Tanah Abang, Duri, dan Angke akan perlu transit di Manggarai dan turun ke lantai 1 untuk ke jalur 6 dan 7.
“Artinya untuk jalur lain seperti Tanah Abang, Sudirman, Angke, Kampung Bandan dilayani dari kereta Bekasi/Cikarang. Jadi [line] Bogor hanya ke Jakarta Kota,” tegas VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, Jumat (27/5/2022).
Sebaliknya, jalur Bekasi melayani pola operasi loop line dengan dua skema yakni full racket Cikarang/Bekasi pp via Manggarai atau Pasar Senen, dan Half Racket Cikarang/Bekasi--Kampung Bandan/Angke pp via Manggarai.
Adapun untuk KRL lintas Rangkasbitung dan lintas Tangerang, perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta, serta KA Jarak Jauh tidak terjadi perubahan.
Baca Juga
Artinya, terdapat perubahan pola transit bagi penumpang perjalanan Bekasi-Jakarta Kota yang awalnya bisa melakukan perjalanan langsung, kini harus transit di Stasiun Manggarai terlebih dahulu. Penumpang naik ke lantai 3 Staisun Manggarai bisa menggunakan luft atau eskalator.
Perubahan pola transit, lanjut Anne, mengutamakan aspek keselamatan penumpang yang transit di Manggarai. Karena, sebelum ada penyesuaian, para penumpang transit harus menyeberangi rel sehingga berbahaya.
Mulai besok, para penumpang transit di Manggarai hanya perlu naik atau turun tergantung tujuan perjalanan.
Penyesuaian dinilai perlu mengingat saat ini terdapat hingga 200.000 penumpang yang melakukan transit di Stasiun Manggarai setiap harinya. Dengan pelonggaran PPKM dan kembali normalnya aktivitas, volume penumpang diprediksi meningkat dan pola transit lama dinilai berbahaya jika tetap diterapkan.
“Nanti akan ada 18 jalur bayangkan harus [menyeberang] jalur 1-18 ini [saat pindah jalur] sementara angka penumpang akan terus naik. Sehingga transit ini [dirubah] vertikal saja [naik/turun],” terang Anne.