Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALI Jelaskan Penyebab Biaya Logistik Indonesia Masih Tinggi

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menjelaskan penyebab biaya logistik di Indonesia masih tinggi.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyoroti tingginya biaya logistik di Indonesia yang dipengaruhi oleh bentuk negara kepulauan, premanisme, dan minimnya penggunaan logistik pelayaran jangka pendek crossborder.

Ketua Umum ALI Mahendra Rianto mengatakan biaya logistik yang tinggi menjadi tantangan dalam sektor industri tersebut. Bahkan, Presiden Joko Widodo sempat menyoroti tingginya biaya logistik di Indonesia sebagai salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.

Menurut Mahendra, tantangan utama dari logistik Indonesia adalah aspek geografis atau kewilayahan di mana terdapat lebih dari 17.000 pulau dan setiap produk atau barang yang dikirimkan harus melalui tahapan yang panjang. Seperti diketahui, proses logistik terbagi menjadi first mile, middle mile sampai dengan last mile atau sampai ke tangan pelanggan.

“Ini yang harus kita lewati untuk seluruh produk. Bayangkan 17.000 pulau dan 270 juta penduduk,” jelasnya di Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Oleh sebab itu, Mahendra mengatakan perlu adanya pengawasan dan perhatian yang diberikan secara detail pada setiap tahapan logistik mulai dari pabrik sampai pelanggan. Apabila proses tidak diawasi secara detail maka akan terjebak pada berbagai permasalahan, salah satunya adanya pungutan liar pada aspek transportasi barang.

“Ini di luar kontrol kita. Salah satu penyebab biaya logistik tinggi itu karena ada pungli,” ujarnya.

Dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi. Misalnya dibandingkan dengan Filipina yang bentuk geografisnya mirip dengan Indonesia.

Oleh sebab itu, dibutuhkan siasat untuk menekan biaya logistik di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Mahendra mendorong agar kegiatan logistik, utamanya first mile, bisa memprioritaskan moda pelayaran laut jangka pendek atau short-sea shipping dengan kapal roro.

Dia menyebut penggunaan kapal roro untuk mendorong proses logistik di Indonesia karena lebih efektif dan efisien, di mana truk-truk secara mandiri naik ke kapal dan begitu pula saat turun saat kapal menyandar. Contohnya, Filipina yang menggunakan kapal roro untuk yang menghubungkan pergerakan antarpulau.

“Jadi gak perlu crane. Karena kalau ada crane itu potensi bottleneck,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper