Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Larang Ekspor CPO, Begini Tren Ekspor Minyak Sawit April 2022

Presiden Joko Widodo memerintahkan penghentian ekspor CPO per 28 April 2022.
Pekerja menimbang buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar
Pekerja menimbang buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor minyak sawit mentah (CPO) beserta turunannya menurun baik volume maupun nilainya pada April. Ekspor berkode HS 15 itu secara nilai mencapai US$2,99 miliar atau turun 2,56 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan ekspor CPO pun volumenya menurun yakni 1,93 juta ton, turun 10,49 persen jika dibandingkan ekspor bulan sebelumnya. “Baik secara mtm maupun volume mengalami penurunan. Tentu saja ekspor dilarang, jika tidak dicabut pasti berdampak pada kinerja ekspor kita,” ujarnya dalam siaran pers virtual, Selasa (17/5/2022).

Sebagai konteks, Presiden Joko Widodo memutuskan sejak 28 April 2022 tengah malam, Indonesia tidak lagi mengekspor CPO dan produk turunnya hingga harga minyak goreng curah di dalam negeri stabil di level Rp14.000 per kilogram. Meski diberlakukan pada akhir April 2022, pengumuman pelarangan ekspor telah dilakukan sepekan sebelumnya. 

Menurut Margo, kebijakan yang resmi diterapkan sejak 28 April itu, baru akan terlihat pada neraca perdagangan yang akan dirilis bulan depan.

“Tapi bagaimana ke neraca perdagangannya nanti dilihat di bulan depan,” imbuhnya.

Sementara itu, BPS mencatat secara kumulatif ekspor dari Januari - April 2022 dibanding Januari April 2021, meningkat 38,68 persen atau setara dengan US$ 93,47 miliar. 

Khusus migas pada Januari - April 2022 bila dibandingkan Januari - April 2021 tumbuhnya mencapai 39,12 persen atau setara US$88,73 miliar. Share terbesarnya dari nomigas secara kumulatif berasal dari bahan bakar mineral yakni 15,94 persen atau setara US$14,14 miliar.

Kemudian diikuti lemak dan minyak hewan/nabati 12,29 persen atau setara US$10,91 miliar 

Penurunan ekspor pada April terjadi pada 5 komoditas, di antaranya pada HS 71 logam mulia dan permata sebanyak US$525 juta, diikuti nikel HS 75 yang alami penurunan US$212,3 juta, kemudian HS 87 kendaraan dan bagiannya menurun US$86 juta, kemudian lemak dan hewan nabati (HS 15) berkurang US$78,6 juta. Terakhir HS 74 tembaga dan barang padanya berkurang US$44,3 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper