Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia kembali mencatatkan surplus neraca perdagangan yang tinggi, sebesar US$7,56 miliar pada April 2022. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, capaian surplus tersebut naik tinggi dari posisi US$4,53 miliar.
Surplus neraca perdagangan pada April 2022 diperoleh dari nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai impor pada periode tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada April 2022 mencapai US$27,32 miliar, sementara nilai impor tercatat mencapai US$19,76 miliar.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan kinerja ekspor mengalami peningkatan sebesar 3,11 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan peningkatan ekspor migas sebesar 3,17 persen mtm dan ekspor nonmigas sebesar 2,01 persen mtm.
“Peningkatan nonmigas, kalau dilihat komoditasnya yang naik cukup tajam bahan bakar mineral [HS 27] mengalami peningkatan 13,88 persen naik, diikuti bijih logam, terak, dan abu [HS 26] meningkat 41,61 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Sementara itu, BPS mencatat kinerja impor pada April 2022 turun sebesar 10,01 persen mtm, sementara secara tahunan masih tumbuh 21,97 persen secara tahunan.
BPS mencatat, harga komoditas minyak mentah Indonesia di pasar dunia (ICP) mengalami penurunan sebesar 9,68 persen mtm, namun masih tumbuh tinggi 65,45 persen secara tahunan (yoy).
Komoditas nonmigas yang masih mencatatkan pertumbuhan adalah komoditas batu bara sebesar 2,57 persen mtm.
Sebaliknya, sejumlah komoditas nonmigas mencatatkan penurunan harga, diantaranya CPO turun 5,30 persen, nikel 2,33 persen, dan timah yang turun sebesar 2,18 persen secara bulanan.
Dengan capaian surplus pada April 2022, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 24 kali secara beruntun.