Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor dari Hong Kong Bebas Bea, Hati-hati Rembesan Produk Keramik China

Baru-baru ini pemerintah diketahui mengeluarkan penetapan tarif bea masuk untuk perjanjian perdagangan tersebut melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.49/2022 terkait free trade agreement atau perdagangan bebas dengan Hong Kong. Sejumlah produk keramik termasuk yang dibebaskan tarif masuknya.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Industri keramik dalam negeri mewaspadai adanya rembesan pengapalan dari China akibat pemberlakuan Asean-Hong Kong Free Trade Agreement.

Baru-baru ini pemerintah diketahui mengeluarkan penetapan tarif bea masuk untuk perjanjian perdagangan tersebut melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.49/2022. Sejumlah produk keramik termasuk yang dibebaskan tarif masuknya.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan Hong Kong sampai saat ini tidak memiliki industri keramik sama sekali. Dengan perjanjian ini justru terbuka peluang peningkatan ekspor ke Hong Kong. Namun, tak dipungkiri terbuka peluang adanya pengapalan dari China melalui Hong Kong.

"Asasi perlu mewaspadai ke depan jika ada indikasi transshipment produk China melalui Hong Kong," kata Edy kepada Bisnis, Rabu (20/4/2022).

Sementara itu, untuk sesama negara Asean, Edy mengaku daya saing industri keramik domestik terangkat harga gas bumi tertentu US$6 per MMBTU. Dua pun menyebut tren dua tahun terakhir, penjualan ekspor ke negara-negara Asean seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand terus meningkat.

Adapun, kinerja ekspor pada Januari-Februari 2022 mengalami pertumbuhan 20 persen secara volume. Sedangkan secara nilai, pertumbuhannya sekitar 6 persen. Selain negara-negara Asean, kinerja ekspor yang tercatat meningkat juga ke Amerika Serikat.

Di dalam negeri, permintaan keramik pada kuartal kedua ini juga terdorong momentum Lebaran. Dihubungi terpisah, Direktur Keuangan PT Arwana Citramulia Tbk. (ARNA) Rudy Sujanto mengatakan permintaan keramik jelang Lebaran mengalami peningkatan sekitar 5 persen.

"Permintaan keramik sangat kuat pada Maret menjelang Ramadan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper