Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FTA Makin Banyak Impor Bakal Banjir, Pengusaha Kaca Minta Belanja Pemerintah Dipercepat

Pelaku usaha meminta percepatan pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri harus serentak dilakukan oleh kementerian lembaga, seiring makin terbukanya pasar dalam negeri.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Mengantisipasi gempuran produk impor sebagai akibat pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas Asean-Hong Kong, pengusaha kaca berharap besar pada belanja pemerintah untuk produk dalam negeri yang dicanangkan tahun ini sebesar Rp400 triliun.

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan mengatakan penetapan tarif bea masuk dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.49/2022 khususnya untuk produk kaca dan turunannya, membuka peluang pasar domestik dibanjiri produk impor.

"Oleh sebab itu, percepatan pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri harus serentak dilakukan oleh kementerian lembaga. Apalagi sudah diingatkan oleh Presiden Jokowi dalam "Business Matching" di Bali 22-24 Maret lalu," kata Yustinus kepada Bisnis, Rabu (20/4/2022).

Dia melanjutkan, pekan lalu pelaku usaha melalui asosiasi telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengenai tindak lanjut dari komitmen pemerintah tersebut.

Yustinus berharap upaya ini dapat melengkapi inisiasi Kementerian PUPR berupa Sistem Informasi Material dan Peralatan Konstruksi (SIMPK). Jenis produk yang tercatat dalam SIMPK wajib digunakan dalam proyek pemerintah dan pengadaannya dilarang impor.

Sementara itu, industri kaca turut menikmati semarak momentum Lebaran dengan naiknya permintaan bulanan. Kenaikan permintaan kaca lembaran pada bulan lalu diperkirakan sebesar 5 persen.

Yustinus mengatakan kenaikan permintaan berpeluang melebihi 5 persen jika ekspor dapat digenjot dan pelaku industri di Jawa bagian timur mendapat alokasi harga gas bumi tertentu (HGBT) sesuai ketentuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper