Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara terkait progres pembicaraan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement/I-EAEU FTA).
Airlangga menjelaskan bahwa perundingan I-EAEU FTA masih terus berjalan. Dia mengungkap, saat ini proses pembicaraan telah memasuki tahap akhir.
Dia menuturkan, pemerintah menargetkan perundingan poin-poin perjanjian I-EAEU FTA sudah rampung pada paruh pertama tahun 2025. Hal ini sesuai dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Airlangga menuturkan, setelah isi perjanjian disepakati, kedua pihak masih harus melakukan proses pemeriksaan lebih lanjut.
"Arahan Pak Presiden minta semester I/2025 bisa conclude seluruh term, tetapi, tentu sesudah itu ada namanya legal scrubbing. Nah, itu [legal scrubbing] lebih detail dan panjang prosesnya," kata Airlangga saat ditemui di agenda The Russia-Indonesia Business Forum di Jakarta pada Senin (14/4/2025).
Dia menuturkan, poin-poin dari I-EAEU FTA pada dasarnya berkaitan dengan upaya penurunan hambatan tarif dan non-tarif antara kedua pihak. Meski demikian, Airlangga tidak memperinci besaran penurunan yang dimaksud
Baca Juga
Dia menuturkan, perundingan dengan Uni Ekonomi Eurasia ini juga dijalankan paralel dengan perjanjian dagang lain seperti perjanjian perdagangan komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-EU CEPA).
Airlangga melanjutkan, di tengah ketidakpastian global, Indonesia terbuka untuk kolaborasi dan kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk Rusia, dalam mewujudkan program pemerintah seperti makan bergizi gratis dan swasembada pangan.
"Prioritas lainnya bagi Indonesia adalah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2028, dan menargetkan investasi sekitar US$800 miliar dalam lima tahun ke depan," ujar Airlangga.
Airlangga menuturkan, Indonesia dan Rusia telah membicarakan peluang kerja Sama Dan Investasi pada beragam bidang, mulai dari pangan, energi terbarukan (renewable energy), hilirisasi industri, minyak dan gas, serta peningkatan ekspor.
"Perekonomian Indonesia dan Rusia ini menjadi strategis di dalam situasi ketidakpastian global. Kawasan Eurasia menjadi salah satu trade bloc yang Indonesia akan terus dorong," kata Airlangga.