Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menargetkan produksi Migas nasional mencapai 1 juta BOPD untuk minyak dan 12 BSCFD untuk gas pada 2030. Untuk itu, SKK Migas telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk membuat iklim industri migas nasional menjadi lebih atraktif guna mencapai target lifting migas tersebut.
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno menegaskan pentingnya kemudahan perizinan untuk meningkatkan iklim investasi migas.
“Agar iklim investasi Migas lebih atraktif, penyelesaian masalah perizinan dan intensif perlu dilakukan,” tegas Julius dalam acara Industri Hulu Migas Dalam Menghadapi Situasi Global dan Harga Minyak Dunia, Rabu (13/04/2022).
SKK Migas akan mengambil momentum tingginya harga minyak dunia untuk mendorong percepatan produksi di hulu migas dengan menerapkan sejumlah strategi jangka pendek dan jangka menengah. Untuk jangka pendek, SKK Migas membentuk program Filling the Gap (FTG) dalam memenuhi gap antara realisasi lifting dan target lifting Migas.
“Kegiatan FTG terdiri dari sejumlah intensifikasi kegiatan yang berlangsung pada peningkatan produksi seperti infill drilling, workover & well service, artificial lift, dan percepatan proyek/sumur onstream,” jelas Julius.
Untuk memastikan kelancaran program tersebut, pihaknya telah menunjuk penanggung jawab.
Baca Juga
"Kami telah menunjuk penanggung jawab dari SKK Migas setingkat vice president untuk memastikan agar program ini berjalan sesuai dengan rencana," imbuhnya.
Selain itu, sambung Julius, SKK Migas juga mengoptimasi planned shutdown dengan meoptimalkan durasi planned shutdown.
“SKK Migas akan meoptimasi planned shutdown, dengan mengoptimalkan durasinya, dan mengatur ulang jadwal pemeliharaan fasilitas produksi melalui penerapan risk based maintenance. Selanjutnya, angka unplanned shutdown akan dilakukan melalui audit maintenance,” urai Julius.
Julius menambahkan, SKK migas akan melakukan kerjasama aliansi strategis dan menerapkan no cure no pay atau performance based.
“Berikutnya, kami akan melakukan reaktivasi idle well dan idle field dengan mempercepat kerjasama aliansi strategis seperti Kerjasama Operasi (KSO) baru yang diharapkan memberi keekonomian yang lebih baik bagi investor dan penyedia teknologi. Program no cure no pay serta rejuvenasi lapangan yang lebih intensif juga akan kami terapkan,” sambungnya.
Adapun strategi jangka menengah percepatan mencapai target lifting Migas nasional adalah dengan monetisasi stranded gas serta pending oil.
"Dan untuk jangka menengah kita lakukan percepatan monetisasi untuk 6 stranded gas serta 9 pending oil & gas dengan total perkiraan resource 72,7 juta BOPD dan 31 BSCFD," tutup Julius.