Bisnis.com, JAKARTA - Sejak diluncurkan pada 2015, tol laut dinilai terus mengalami peningkatan dalam hal pelaksanaan angkutan barang di laut. Kendati demikian, masih ada satu aspek yang masih ingin lebih ditingkatkan lagi yakni muatan balik tol laut.
Kasubdit Angkutan Laut Khusus Usaha Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Capt. Bharto Ari Raharjo menjelaskan bahwa baik armada, trayek, pagu anggaran dan realisasi, serta muatan barang tol laut terus meningkat dalam tujuh tahun belakangan.
Namun, dia menyoroti bahwa muatan balik dari tol laut menjadi aspek yang akan terus ditingkatkan ke depannya.
"Masyarakat sudah banyak memanfaatkan tol laut. Tapi, memang kita sadari bahwa perlu ada peningkatan dan optimalisasi lagi dari tol laut, terutama aspek muatan balik," jelas Bharto dalam webinar, Senin (4/4/2022).
Jika dilihat dari pertumbuhan selama 2016-2021 secara berat (ton), jumlah muatan tol laut terus meningkat. Pada 2016, jumlah muatan tercatat sebesar 81.404 ton, dan terus meningkat ke 233.139 ton pada 2017; 239.875 ton pada 2018; 263.862 ton pada 2019; 362.560 ton pada 2020; dan 477.600 ton pada 2021. Pada 2022 atau tahun berlangsung, jumlah muatan tol laut tercatat 106.689 ton (per 1 April).
Sementara itu, Kemenhub mencatat total muatan berangkat pada 2022 per 1 April sebesar 3.929 TEUs atau twenty foot equivalent per units, dan total muatan balik sebesar 1.398 TEUs.
Baca Juga
Adapun, terdapat sebanyak 33 trayek yang melayani angkutan tol di 2022. Beberapa operator yang melayani trayek tersebut seperti PT Pelni, PT ASDP, PTMeratus, dan masih banyak lagi.
"Mudah-mudahan pada 2022 akan lebih banyak lagi [jumlah muatannya]," terang Bharto.