Bisnis.com, JAKARTA - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, bukan semata-mata perpindahan konsumen dari Pertamax, karena kenaikan harga. Melainkan PT Pertamina (Persero) memangkas pasokan ke sejumlah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) jenis Ron 90 itu hingga 50 persen.
Pengakuan tersebut disampaikan oleh sejumlah petugas SPBU yang ditemui Bisnis.com, Minggu (3/4/2022). Di salah satu stasiun pengisian bahan bakar di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, sebut saja Kiki, petugas SPBU, mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir pasokan Pertalite yang dikirim hanya 8.000 liter.
"Biasanya mencapai 16.000 liter per hari. Sejak kenaikan Pertamax itu dibatasi," ujar Kiki kepada Bisnis.
Pada hari puasa Ramadan pertama, SPBU tersebut terlihat masih sepi, sehingga stok Pertalite masih banyak. Menurut Kiki, dalam dua hari setelah ada kenaikan Pertamax, BBM jenis Pertalite siang hari sudah ludes. Padahal, biasanya sampai malam hari masih ada.
"Pagi ini masih ada, biasanya enggak sampai jam 12 sudah habis untuk Pertalite. Kalau Pertamax sampai ada sisa," terangnya.
Dia menambahkan, pasokan BBM jenis Pertalite di beberapa SPBU di kawasan Tangerang Selatan juga dikurangi setelah ada kenaikan harga Pertamax.
Hal serupa juga terjadi di SPBU di kawasan Kabupaten Tangerang. Sebut saja Bagus, salah satu petugas SPBU, menyampaikan sejak kenaikan harga Pertamax, pengiriman Pertalite hanya 8.000 liter dari biasanya 15.000 liter. "Kemarin habis dan hari ini juga sudah mau habis," ujarnya kepada Bisnis.
Menurutnya, berbeda dengan Pertamax, stok masih banyak. Bahkan, sampai tidak habis. "Kalau Pertamax kurang peminat setelah harga naik, jadi lama habisnya. Belum tau sampai kapan kiriman [Pertalite] bakal berkurang," tuturnya.
SPBU COCO STOK MENCUKUPI
Sementara itu, SPBU yang berstatus Corporate Owner Corporate Operate (COCO), yang kepemilikan maupun operasionalnya langsung dilakukan oleh Pertamina, melalui anak usahanya, PT Pertamina Retail, pengiriman stok Pertalite stabil.
“Stok [Pertalite] untuk hari ini masih aman hingga malam. Di sini masih ada 12.000 liter,” jelas Abdurrahman, supervisor petugas SPBU kepada Bisnis, Minggu (03/04/2022).
Abdurrahman mencatatkan bahwa rata-rata pasokan Pertalite yang dikirim dari Pertamina ke SPBU tersebut adalah sebesar 24.000 liter per hari.
Menanggapi meningkatnya konsumsi Pertalite pasca kenaikan harga Pertamax, menurutnya kenaikannya tidak terlalu signifikan. “Ya [kenaikan konsumsinya’ tidak terlalu signifikan, kira-kira hanya 10 sampai 20 persen saja, Masih cukup [stok Pertalite],” sambung Abdurrahman.
Seperti diketahui, per 1 April 2022, Pertamina menaikkan harga Pertamax sebesar Rp3.500 per liter menjadi Rp12.500-Rp12.700 per liter di seluruh Indonesia. Mereka mengklaim kenaikan itu masih di bawah harga keekonomian di level Rp16.000 per liter.
Alasan utamanya, kenaikan ini dipicu krisis geopolitik yang terus berkembang terutama di Eropa Timur. Situasi tersebut mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi di atas US$100 per barel.
Hal itu mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 tercatat US$114,55 per barel, melonjak lebih dari 56 persen dari periode Desember 2021 yang sebesar US$73,36 per barel.
Namun, kenaikan itu membuat konsumen berpindah ke jenis Pertalite, karena harganya lebih murah. Pertalite dibanderol Rp7.650 per liter sehingga selisih harga mencapai Rp4.850 per liter. Baca di sini: Ekonom: Harga Pertamax Naik, Banyak Konsumen Bakal Beralih ke Pertalite - Ekonomi Bisnis.com
Fenomena tersebut membuat antrean mengular di sejumlah SPBU. Apalagi diperparah dengan pengurangan pasokan Pertalite ke sejumlah SPBU. Pertalite secara tidak langsung sebagai pengganti Premium, BBM yang disubsidi pemerintah. Premium sudah lama hilang dari pasaran dengan digantikan Pertalite.
PERTAMINA MEMBANTAH STOK PERTALITE BERKURANG
Meski demikian, isu mengenai kelangkaan Pertalite dibantah oleh manajemen PT Pertamina (Persero) selaku badan usaha yang menjual BBM jenis Pertalite.
Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan jika stok Pertalite di SPBU masih mencukupi.
“Stok Pertalite masih mencukupi. Masyarakat tidak perlu khawatir karena kami telah siapkan stok cukup di SPBU,” tegas Irto kepada Bisnis, Minggu (3/4/2022).
Irto menyanggah adanya anggapan bahwa Pertamina mengurangi pasokan Pertalite ke SPBU-SPBU. Ia menyebutkan bahwa stok Pertalite tetap stabil.
Irto menambahkan, Pertamina saat ini telah berupaya untuk menjaga ketersediaan stok Pertalite. “Kami melakukan build-up stock di SPBU-SPBU. Beberapa terminal BBM kami aktifkan hingga dini hari bahkan ada yang beroperasi sampai 24 jam. Ini untuk memastikan ketersediaan BBM untuk kebutuhan masyarakat,” urai Irto.
Menurutnya, kenaikan harga Pertamax memang membuat pengguna berpindah menggunakan Pertalite. Akan tetapi, dia menjelaskan, pemakaian Pertamax bukan karena harga, melainkan kebutuhan mesin kendaraan.
“Kami tetap akan memberikan edukasi dan sosialisasi penggunaan BBM non-subsidi. [Konsumen] segmentasi Pertamax umumnya tahu akan kebutuhan mesin kendaraan mereka. Agar performa lebih baik dan mesin menjadi lebih awet, konsumen akan tetap menggunakan RON yang lebih tinggi,” papar Irto.
Menanggapi informasi rencana kenaikan harga Pertalite, Irto menyatakan harga Pertalite masih sesuai ketetapan pemerintah.
“Harga [Pertalite] tetap sesuai yang ditetapkan pemerintah,” tandas Irto.