Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyarankan agar vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster bisa disediakan di setiap simpul transportasi pada saat arus mudik Lebaran 2022.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno menyarankan penyediaan program vaksinasi di simpul transportasi meliputi bandara, pelabuhan, terminal dan stasiun, bisa dibarengi dengan layanan tes Covid-19.
"Pemudik yang menggunakan angkutan umum tinggal memilih akan vaksin ketiga atau tes antigen, karena bisa saja ada pemudik yang belum boleh vaksinasi ketiga," jelas Djoko, Rabu (30/3/2022).
Adapun, pemerintah telah mengizinkan mudik untuk kembali diselenggarakan pada tahun ini, setelah dua tahun sebelumnya sempat dilarang karena alasan pandemi Covid-19. Mudik dibolehkan bagi masyarakat yang sudah divaksin dosis ketiga atau booster.
Kendati demikian, bagi yang sudah divaksin dosis pertama atau kedua, maka masih dibolehkan untuk mudik dengan syarat menunjukkan hasil tes Covid-19 rapid antigen atau RT-PCR.
Mudik yang kembali diizinkan setelah dua tahun lamanya diharapkan bisa mendorong geliat pemulihan di sektor transportasi, baik udara, laut, kereta api, maupun darat.
"Mudik gratis akan membantu PO bus wisata dan PO bus antarkota antarprovinsi [AKAP] menangguk keuntungan setelah dua tahun ikut ’berpuasa’ akibat pandemi. Selama dua tahun, sudah dua kali pula mudik Lebaran dilarang dioperasikan," ujar Djoko.
Berdasarkan survei dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub selama 14-28 Februari 2022, sebanyak 55 juta orang berpotensi melakukan mudik dengan 79 persen responden atau 43,3 juta orang akan menggunakan moda transportasi jalan. Adapun, jumlah responden seluruh Indonesia atau 34 provinsi yakni sebanyak 127.660 responden, dengan terbanyak dari Jawa 73,5 persen dan Sumatera 10,5 persen.
Selain itu, sebesar 21,5 persen dari total responden tau 11,8 juta orang memilih untuk menggunakan sepeda motor saat mudik. Persentase tersebut merupakan terbesar kedua setelah mobil pribadi yakni 26,8 persen atau sebanyak 14,7 juta orang.
Kendati demikian, survei yang dikutip merupakan survei pertama Kemenhub terkait dengan mudik. Saat itu, pemerintah belum menyatakan bahwa mudik diperbolehkan lagi untuk tahun ini.
Survei kedua dilaksanakan pada Maret, di mana saat itu pemerintah telah mensinyalkan kembalinya arus mudik tahun ini setelah dua tahun dilarang. Preferensi untuk melakukan mudik langsung meningkat menjadi 79,4 juta orang.