Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Rusia-Ukraina, Pengusaha Mamin Cari Pemasok Gandum Baru

Pada 2021, Ukraina memasok 26 persen kebutuhan gandum Indonesia dari total kebutuhan nasional sebesar 11,5 juta ton.
Salah satu fasilitas produksi industri makanan. Istimewa/ Kemenperin
Salah satu fasilitas produksi industri makanan. Istimewa/ Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha makanan dan minuman (Mamin) bersiap mencari pemasok gandum baru menyusul konflik Rusia-Ukraina. Ukraina merupakan salah satu pemasok gandum bagi industri dalam negeri, selain Australia.

Pada 2021, Ukraina memasok 26 persen kebutuhan gandum Indonesia dari total kebutuhan nasional sebesar 11,5 juta ton.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan antisipasi untuk mencari pemasok baru telah dilakukan.

"Produsen tentu mulai komunikasi dengan pemasok lain. Juga jangka panjang perlu disiapkan bahan substitusi terigu," kata Adhi kepada Bisnis, Rabu (2/3/2022).

Adhi melanjutkan pasokan gandum paling banyak didatangkan dari Australia. Sejauh ini, lanjutnya, belum ada dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap pasokan gandum ke Indonesia. Pasalnya, stok nasional dapat bertahan sekitar dua bulan. Sedangkan stok gandum dunia pada awal tahun mencukupi 30 persen kebutuhan global.

Adhi mengatakan jika invasi Rusia tak berlangsung lama, dampaknya tak akan besar terhadap pasokan bahan baku, maupun kenaikan harga energi.

"Ini sangat tergantung. Kalau berlangsung singkat, perkiraan saya tidak besar dampaknya," jelasnya.

Selain mengancam pasokan bahan baku, konflik ini juga telah memicu kenaikan harga minyak dan gas dunia. Produsen manufaktur dalam negeri, termasuk mamin, sejak tahun lalu juga telah terbebani kenaikan biaya energi dan berencana menaikkan harga produk pada tahun ini. Jika invasi Rusia ke Ukraina berkepanjangan, kenaikan harga bahan baku dan biaya energi kemungkinan juga akan terus terakselerasi.

"Meskipun harga sudah banyak yang naik karena dampak psikologis. Akan tetapi kalau lama, dampak akan besar," kata Adhi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper